TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas di Kota Guangzhou, sebuah wilayah di selatan Cina, pada Sabtu, 5 Juni 2021, memutuskan memperketat aturan pencegahan penyebaran wabah virus corona. Keputusan ini demi menghentikan penyebaran wabah virus corona di sana.
Lewat pengetatan aturan ini, maka aktivitas bisnis dan sosial masyarakat di Guangzhou menjadi terbatas. Guangzhou adalah salah satu kawasan industri di Cina.
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan memeriksa pasien terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Leishenshan di Wuhan, Cina, 16 Februari 2020. China Daily via REUTERS
Di kota Nansha, Huadu dan Conghua telah memerintahkan semua orang yang mau masuk atau sekadar melintasi distrik itu harus memperlihatkan surat bebas Covid-19 atau menjalani tes virus corona.
Otoritas Kota Nansha meminta restoran-restoran di sana untuk tidak lagi melayani pembeli yang ingin makan di tempat. Aturan ini berlaku per Sabtu, 5 Juni 2021. Larangan yang sama juga berlaku pada tempat-tempat olahraga, kolam renang umum atau tempat umum lainnya, untuk sementara harus berhenti beroperasi.
Subway atau kereta bawah tanah yang melintasi kota Nansha juga untuk sementara ditutup.
Pada 4 Juni 2021, Cina melaporkan ada 24 kasus baru positif Covid-19 di sana. Jumlah itu tidak berubah dibanding sehari sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, 11 kasus ditularkan antar masyarakat lokal di sekitar Provinsi Guangdong, yang beribu kota di Guangzhou. Sisanya adalah kasus impor atau pasien tersebut baru pulang dari luar negeri. Belum ada tambahan untuk kematian akibat Covid-19.
Munculnya kasus baru positif Covid-19 sejak akhir Mei 2021 telah mendesak otoritas Guangzhou memberlakukan lockdown lokal pada area-area tertentu. Bandara Shenzhen yang ada di kota tersebut telah meminta penumpang dari Guangzhou atau mereka yang tinggal dekat Foshan memperlihatkan surat negatif Covid-19 sebelum terbang.
Baca juga: Ada 7 Kasus Baru Positif Covid-19 di Guangzhou Cina
Sumber: Reuters