TEMPO.CO, - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bulan depan akan menandai dimulainya era baru antara kedua negara. Hal ini ia sampaikan saat menerima sejumlah pengusaha besar asal AS di kantornya.
"Saya percaya bahwa pertemuan kami dengan Tuan Biden di KTT NATO akan menjadi pertanda era baru," kata Erdogan dikutip dari Daily Sabah, Kamis, 27 Mei 2021.
Rencana pertemuan Erdogan dan koleganya itu sudah dibahas dalam panggilan telepon pertama mereka sejak Joe Biden menjabat pada Januari lalu. Keduanya sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT NATO di Brussel pada 14 Juni.
"Dari Suriah hingga Libya, dan dari perang melawan terorisme hingga energi, dan dari perdagangan hingga investasi, kami memiliki potensi kerja sama yang serius dengan AS," kata Erdogan.
Di sisi politik, Turki dan Amerika Serikat kerap berseteru. Mulai dari pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Turki hingga dukungan AS untuk kelompok teroris YPG, dan penolakan AS untuk mengekstradisi Fetullah Gülen, pemimpin Grup Teror Gulen (FETÖ). AS bahkan menjatuhkan sanksi pada Turki terkait pembelian S-400.
Terbaru, Turki dan AS berbeda sikap soal pendudukan Israel di Palestina. Erdogan sempat menyebut Joe Biden menulis sejarah dengan tangan penuh darah karena mendukung Israel.
Namun di hadapan para pengusaha Amerika Serikat, Erdogan mengatakan pihaknya upaya penuh untuk memastikan politik tidak merusak perdagangan.
Dia menekankan bahwa Turki dan AS harus menghidupkan mekanisme strategi ekonomi dan kemitraan demi mewujudkan volume perdagangan tahunan antara kedua negara hingga US$ 100 miliar.
“Untuk mencapai tujuan kami sebesar US$ 100 miliar dalam volume perdagangan, kami membutuhkan pendekatan yang tulus, penuh hormat, berdasarkan pada kepentingan dan nilai yang sama," ucap Erdogan.
Merujuk laporan Daily Sabah, nilai perdagangan Turki-AS mencapai sekitar US$ 21 miliar pada 2019.
Perdagangan bilateral terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Meski ada pandemi virus corona volume perdagangan kedua negara melebihi US$ 20 miliar pada 2020.
Lebih dari 1.700 perusahaan Amerika dengan total aset US$ 31,2 miliar beroperasi di Turki dan menyediakan lapangan kerja bagi 78 ribu orang. “Jumlah total investasi AS di Turki telah mencapai US$ 13 miliar,” tutur Erdogan.
Baca juga: Erdogan Sebut Joe Biden Miliki Tangan Penuh Darah Karena Dukung Israel
Sumber: DAILY SABAH