TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan membuat operator kereta publik baru yang disebut Great British Railways (GBR) sebagai bagian reformasi terbesar dalam seperempat abad, untuk mengatasi kendala tarif mahal, gerbong komuter yang padat, dan jadwal yang berantakan.
Setelah privatisasi British Rail dari 1994-1997, sektor kereta api terfragmentasi menjadi serangkaian perusahaan, ongkos, dan bos yang berbeda-beda, dan sering kali membuat penumpang marah atas layanan yang buruk.
"Saya ingin tiketnya lugas dan sederhana dan kita tidak akan kembali ke zaman British Rail dengan sandwich yang buruk dan yang lainnya," kata Menteri Transportasi Grant Shapps, dikutip dari Reuters, 20 Mei 2021.
Dengan penumpang yang tinggal di rumah selama lockdown, perusahaan swasta tidak memungut tarif, sehingga mendorong pemerintah turun tangan dan menanggung risiko pendapatan dari tarif.
Pemerintah mengatakan penumpang kecewa dengan struktur saat ini, yang seringkali membuatnya tidak mungkin untuk mengidentifikasi siapa yang harus disalahkan atas layanan yang buruk.
"Sudah terlalu lama penumpang tidak mendapatkan layanan yang layak mereka dapatkan," kata Perdana Menteri Boris Johnson.
Privatisasi perkeretaapian Inggris memisahkan kereta dari rel, dengan perusahaan swasta diberikan kontrak untuk layanan operator sementara infrastruktur dikelola oleh apa yang akhirnya menjadi Network Rail milik negara.
Perubahan tersebut menyebabkan peningkatan investasi dan lonjakan jumlah penumpang. Tapi subsidi negara juga naik meski harga tiket lebih tinggi.
Di bawah skema reformasi, GBR akan memiliki dan memelihara infrastruktur kereta serta memungut dan menetapkan tarif. GBR akan mengontrak perusahaan swasta untuk menjalankan layanan di bawah naungannya.
Rencana ini sudah muncul sebelum Covid-19, tetapi pandemi telah mengacaukan perjalanan yang memangkas pendapatan tiket. Pemerintah telah menghabiskan sekitar 12 miliar poundsterling (Rp 244 triliun) untuk menjaga layanan tetap berjalan selama pandemi.
Tiket musiman fleksibel akan menawarkan perjalanan selama delapan hari dalam periode 28 hari.
Pemerintah juga mengatakan akan menghapus "tempat duduk papan setrika" yang tidak nyaman, dan melakukan upaya untuk memastikan lebih sedikit pengumuman yang berulang dan mengganggu tentang layanan.
Departemen Transportasi mengatakan kepada The Independent pada hari Rabu bahwa rincian seputar branding layanan belum diselesaikan.
Di bawah sistem tersebut, perusahaan swasta akan dibayar dengan biaya manajemen tetap dalam model yang mirip dengan sistem "konsesi" yang digunakan di London Overground.
Great British Railways akan mengambil pendapatan tiket kereta dan juga menanggung segala risiko.
Baca juga: Operator Kereta Inggris Beroperasi, Jaga Jarak Corona Dua Meter
REUTERS | THE INDEPENDENT