TEMPO.CO, London – Jaringan kereta api di Inggris mulai memperbanyak layanan pada Senin, 18 Mei 2020, pasca relaksasi lockdown virus Corona.
Ini terjadi setelah pemerintah menerapkan lockdown dua bulan lalu.
Manajemen perusahaan kereta api memastikan calon penumpang menjaga jarak atau social distancing untuk mencegah terjadinya kerumunan.
Perusahaan Network Rail mengatakan ada 70 persen kereta api yang aktif beroperasi pada Senin ini.
Jumlah ini naik dari hanya sekitar setengah jumlah kereta yang aktif saat lockdown diberlakukan pada 23 Maret 2020.
“Namun, jumlah penumpang yang diizinkan naik dibatasi hanya 10 – 15 persen dari jumlah normal,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 18 Mei 2020.
Operator jaringan kereta api menerapkan sistem satu arah di stasiun, memberi tanda jarak di lantai, dan menambah petugas keamanan untuk mencegah terjadinya kerumunan penumpang.
Operator juga melakukan aktivitas pembersihan dalam dan luar kereta api untuk mencegah menempelnya virus Corona atau Covid-19.
Pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak menggunakan transportasi publik sebisa mungkin untuk menghindari terjadinya kerumunan.
“Kapasitas transportasi publik menjadi sangat terbatas karena adanya batasan jarak dua meter,” kata Peter Hendy, ketua Network Rail, yang miliki pemerintah.
Situs Johns Hopkins University melansir Inggris memiliki 245 ribu kasus infeksi virus Corona, dengan sekitar seribu orang sembuh dan 35 ribu orang meninggal.