TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tiga pekan tidak bersuara apapun soal pandemi COVID-19 di India yang memburuk, PM Narendra Modi akhirnya memberikan pernyataan publik. Disampaikan dalam rapat tentang pertanian dan peternakan, Modi menyebut pandemi COVID-19 sebagai musuh yang tak kasat mata.
"Di dapan kita sekarang berdiri seorang musuh dan musuh ini memiliki banyak wajah. Akibat virus COVID-19, kita sudah banyak kehilangan orang yang kita kasihi," ujar Modi pada Jumat kemarin, dikutip dari CNN, 14 Mei 2021.
Sebagaimana diketahui, India tengah menghadapi gelombang pandemi COVID-19 terburuknya. Dalam sehari, India bisa mencatatkan 300 ribu lebih kasus dan 4000 kematian akibat COVID-19. Padahal, dua bulan lalu, angka kasus harian COVID-19 di India berada di kisaran 12-13 ribu per hari.
Akibat pandemi yang memburuk, sistem kesehatan nasional India kelimpungan. Berbagai rumah sakit tidak hanya kehabisan ruang perawatan, tetapi juga oksigen bantuan. Hal itu diperparah dengan terbatasnya vaksin COVID-19 di lapangan juga akibat bahan baku produksi yang menipis.
Pasien Covid-19 menggunakan oksigen di dalam "Oxygen on Wheel" di Bangalore, India, 13 Mei 2021. Xinhua/Str
Adapun administrasi Narendra Modi menjadi sasaran kritik atas situasi yang dihadapi India. Ia dianggap lalai karena membiarkan Festival Gangga dan kampanye pemilu, di mana ribuan warga berkumpul, digelar. Selain itu, ia juga dianggap lamban menerapkan lockdown COVID-19 secara nasional. Modi bahkan menolak penerapan lockdown kecuali mendesak.
Modi, dalam momen rapat, membela administrasinya. Menurutnya, para aparat dan pejabatnya sudah berusaha sebaik mungkin dalam menangani gelombang kedua pandemi COVID-19. Di beberapa bagian India, kata ia, situasinya tidak seburuk bayangan.
"Di bagian lain india, rumah sakit khusus COVID-19 dibangun cepat. Memajukan teknologi terbaru, kami juga membangun pusat produksi oksigen bantuan. Di daerah pinggiran, kereta api mengantarkan oksigen bantuan ke berbagai kota," klaim Modi yang tidak meminta maaf atas kelalaiannya.
Perihal suplai vaksin COVID-19 yang menipis dan berbagai negara bagian menunda kampanye vaksinasi, Narendra Modi hanya berkata bahwa India bukan negara yang mudah menyerah. Per berita ini ditulis, India tercatat memiliki 24,3 juta kasus dan 266 ribu korban jiwa akibat COVID-19.
Baca juga: Pria India Jual Mobil untuk Beli Oksigen demi Selamatkan Pasien Covid-19
ISTMAN MP | CNN