TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang pada Jumat, 14 Mei 2021, mengungkap pihaknya tidak akan menerbitkan peringatan menyusul naiknya angka positif Covid-19 di Taiwan saat ini. Su yakin pihaknya sudah punya pengalaman dan sumber daya yang mumpuni dalam memerangi pandemi Covic-19.
Di Taiwan ada 1,233 kasus positif Covid-19, yang sebagian besar berasal dari pelancong yang baru dari luar negeri. Total populasi Taiwan sebanyak 24 juta jiwa.
Belum lama ini, ada kenaikan kasus positif Covid-19 di Taiwan, meski tak banyak. Kenaikan itu cukup membuat masyarakat Taiwan ketakutan dan berdampak pasar uang.
Warga Taiwan menjalani pemeriksaan kesehatan sehubungan wabah virus Corona atau COVID-19. [TAIWAN NEWS]
Menurut Su, dua pekan ke depan akan menjadi waktu yang krusial bagi Taiwan dalam mengendalikan rantai penularan Covid-19. Di bandingkan dengan tahun lalu, Su meyakinkan pihaknya sudah lebih berpengalaman dan punya sumber daya yang mumpuni dalam memerangi pandemi Covid-19.
“Melalui kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, pusat komando telah secara berturut-turut sukses menemukan rantai penularan antara kasus-kasus positif Covid-19. Dengan begitu, tidak perlu meningkatkan peringatan untuk saat ini,” kata Su.
Sebelumnya pada Rabu kemarin, 12 Mei 2021, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan peringatan bahaya penularan Covid-19 akan segera dinaikkan sehingga aktivitas bisnis yang tidak mendesak, bakal ditutup. Proyeksi tersebut membuat pasar uang mengalami penurunan dan semenjak itu Pemerintah Taiwan berusaha mengecilkan kemungkinan menaikkan peringatan tanda bahaya penularan Covid-19.
Taiwan sejauh ini tidak pernah memberlakukan lockdown secara total. Rencananya, Pemerintah Taiwan akan mempersiapkan dana tambahan T$ 210 miliar (Rp 107 triliun) untuk membantu memulihkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19 kendati pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama terakselerasi berjalan cukup cepat lebih dari 10 tahun terakhir. Bekerja dari rumah telah membantu meningkatkan permintaan global pada ekspor Taiwan, yang dikenal memiliki produk-produk berteknologi tinggi.
Baca juga: Taiwan Karantina 400 Orang Setelah Deteksi Kasus Covid-19 di Hotel Bandara
Sumber: Reuters