Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Israel - Palestina Perang, Warga Kawasan Multi Etnis Takut Rayakan Idul Fitri

image-gnews
Seorang wanita Muslim Palestina berfoto saat merayakan Idul Fitri di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, 13 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Seorang wanita Muslim Palestina berfoto saat merayakan Idul Fitri di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, 13 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran antara Israel dan Palestina tidak hanya berdampak secara fisik ke warga sipil, tetapi juga psikologis. Hal itu terjadi pada warga yang tinggal di kawasan multi etnis seperti Acre di pesisir Israel.

Di hari Idul Fitri, atau hari keempat sejak pertempuran Israel dan Palestina berlangsung, warga Acre tidak bisa bersilaturahmi dengan tenang. Mereka, baik warga keturunan Yahudi maupun Arab, khawatir menjadi sasaran serang warga yang marah terhadap salah satu kubu. Apalagi, sempat beredar peringatan informal agar tidak berbicara menggunakan bahasa Hebrew di kota tua Acre yang padat Arab. 

Hal itu ironis. Selama ini, Acre dijadikan lokasi percontohan di mana warga keturunan Arab maupun Yahudi bisa hidup damai bersama. Namun, pertempuran Israel dan Palestina telah menimbulkan ketakutan dan prasangka buruk di antara mereka. Oleh karenanya, di hari Idul Fitri, mayoritas warga memilih untuk mendekam di rumah.

"Mereka berkata bahwa situasi di Gaza buruk. Namun, jujur saja, situasi di sana lebih menakutkan bagi ku," ujar salah satu warga Acre keturunan Arab, Majd Abado, Jumat, 14 Maret 2021.

Orang Israel berkumpul di Tembok Barat saat kobaran api terlihat di latar belakang kompleks yang menampung Masjid Al Aqsa, yang dikenal oleh Muslim sebagai Tempat Suci dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, dalam potongan gambar yang diambil dari video Mei 10, 2021. [REUTERS / Reuters TV]

Ketakutan Abado beralasan. Pada Selasa kemarin, menurut laporan Reuters, sejumlah warga memecahkan kaca kantor polisi kota Acre dan kemudian membakarnya. Selain itu, di hari Kamis, puluhan polisi berpakaian anti huru-hara berpatroli di kota Acre, menyebabkan warga keturunan Arab khawatir bakal menjadi sasaran serang.

Tidak hanya Abado yang ketakutan. Beberapa warga, yang enggan disebutkan namanya, juga takut keluar rumah dan kemudian menjadi sasaran perisakan hanya karena keturunan Arab maupun Yahudi. Pelaku usaha, yang selama ini melayani pelanggan keturunan Arab maupun Yahudi, bahkan sampai berhenti beroperasi untuk sementara waktu.

"Kami di sini melayani Yahudi maupun Arab dan membangun hubungan baik. Teater ini bahkan memperkerjakan pegawai Arab, Yahudi, Kristen, Muslim, Druze, dan sebagainya. Mereka sudah seperti keluarga. Ketika ada masalah seperti sekarang. kami semua terdampak," ujar pengurus salah satu teater di Acre yang enggan disebutkan juga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Asap yang mengepul dari sebuah gedung akibat serangan udara Israel di Gaza 11 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Acre sudah lama menjadi lokasi multi etnis di Israel. Warga Arab tinggal di kawasan kota tua sementara warga keturunan Yahudi tinggal di kawasan modern. Mayoritas dari mereka menguasai dua bahasa, Arab dan Hebrew, sehingga dikenal dekat serta paham terhadap satu sama lain. Warga non Arab di Acre pun dikabarkan mengecam upaya pencaplokan Sheikh Jarran oleh PM Israel Benjamin Netanyahu.

Kedekatan itu membuat mayoritas warga keturunan Yahudi yang tinggal di Acre enggan bergabung ke Angkatan Bersenjata Israel. Dampaknya, mereka kerap dicurigai oleh kelompok konservatif Israel yang memandang warga keturunan Arab sebagai kelompok masyarakat kelas dua.

Per berita ini ditulis, situasi antara Palestina dan Israel belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Walau utusan khusus Amerika telah dikirim untuk memediasi kedua kubu, baik Palestina maupun Israel belum memiliki niat untuk menghentikan serangan. Walau begitu, Palestina mengatakan terbuka untuk gencatan senjata apabila Israel berjanji menghentikan serangannya.

Akibat pertempuran yang terjadi. jumlah korban jiwa terus bertambah. Korban terbanyak berada di Gaza dengan 109 orang meninggal, termasuk 28 anak-anak, dan 621 luka-luka. Angka tersebut jauh lebih banyak dibanding Israel di mana tujuh warga meninggal dan 200 luka-luka.

Baca juga: Korban Meninggal di Gaza Sudah Melebihi 100 Orang

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

1 jam lalu

Seorang anak perempuan Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.


Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

1 jam lalu

Gedung Departemen Luar Negeri  di Washington. Reuters
Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

Jubir bahasa Arab untuk Deplu AS telah mengundurkan diri dari jabatannya karena penentangannya terhadap kebijakan Biden di Gaza.


Mendapat Respons Keras dari Otoritas, Protes Pro-Palestina di Kampus AS Justru Meluas

2 jam lalu

Para pengunjuk rasa berada di sebuah perkemahan tempat para mahasiswa melakukan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik antara Israel dan Hamas, di kampus Universitas Northwestern di Evanston, Illinois, AS, 25 April 2024. REUTERS/Nate Swanson
Mendapat Respons Keras dari Otoritas, Protes Pro-Palestina di Kampus AS Justru Meluas

Bentrokan baru antara polisi dan mahasiswa pro-Palestina yang menentang perang Israel di Gaza pecah pada Kamis, 25 April 2024.


Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

3 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

15 jam lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

15 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

16 jam lalu

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Royke Tobing (paling kiri), saat diskusi bertajuk Ancaman Operasi Intelijen Siber Atas Indonesia, di Jakarta,  Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.


PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

17 jam lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

17 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.