TEMPO.CO, Jakarta - Jennifer Lundberg, guru SMA di Pennsylvania, Amerika Serikat, sejak pandemi Covid-19 terjadi pada tahun lalu, sering memulai pelajaran dengan mengukur kondisi kesehatan mental para muridnya.
Terkadang dia akan mematikan lampu dan menyediakan waktu beberapa menit untuk berbincang dengan murid-murid dan meminta mereka untuk mengidentifikasi stres yang mereka alami.
Lundberg juga memiliki seorang anak remaja yang menderita serangan depresi dan kecemasan semenjak pandemi Covid-19. Lundberg yang sudah malang-melintang di dunia pendidikan melihat bukti nyata disekitarnya perlunya dukungan kesehatan mental bagi anak-anak muda.
“Mereka (anak muda) terseok-seok, yang banyak kasus mereka bahkan sulit menggambarkannya. Saya memiliki sejumlah murid, pulang sekolah lebih awal karena harus ke Gawat Darurat untuk mendapat perawatan kesehatan,” kata Lundberg.
Lundberg mengajar di SMA Distrik Parkland, Allentown, Pennsylvania. Di sana, wabah virus corona telah menjadi sebuah katalisator bagi staf pengajar mendapatkan pelatihan kesehatan mental lebih baik dan merawat lebih dari 9 ribu murid.
Pengajar di seluruh Amerika Serikat sepakat kesehatan mental telah menjadi prioritas besar setelah pandemi Covid-19 memaksa sekolah-sekolah meliburkan belajar-mengajar tatap muka atau mencampur metode pelajaran tatap muda dengan jumlah murid terbatas dan daring.
Beberapa murid kesulitan untuk fokus, merasa terisolasi, waswas dan depresi. Survei yang dilakukan reuters pada awal tahun ini, memperlihatkan sekolah-sekolah di Amerika Serikat menemukan sejumlah indikator naiknya stress dikalangan murid.
Kekhawatiran itu mengarah pada banjirnya pendanaan dan inisiatif yang ditujukan untuk membantu sekolah-sekolah mengatasi dampak pandemi Covid-19. Paket bantuan Covid-19 dari Pemerintah Federal diantaranya USD 122 miliar untuk sekolah-sekolah level K-12 agar bisa memenuhi kebutuhan sosial, emosi, kesehatan mental dan kebutuhan akademik pada kelompok murid yang paling terpukul oleh dampak Covid-19.
Presiden Joe Biden telah menyorongkan proposal anggaran pada April 2021 lalu. Biaya yang diajukan diantaranya USD 1 miliar untuk menambah perawat dan layanan kesehatan mental di sekolah-sekolah negeri.
Baca juga: Bill Gates Prediksi Dunia Kembali Normal dari Pandemi Akhir 2022
Sumber: Reuters