TEMPO.CO, Jakarta - Unggahan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Cina menuai kritikan di media sosial. Pasalnya unggahan itu seolah-olah menginterpretasikan pelajar asal Cina dengan anjing.
Unggahan tersebut dipublikasi lewat media sosial Weibo pada Rabu, 5 Mei 2021, yang mengajak para pelajar Cina untuk sekolah di Amerika Serikat. Sebab di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, aturan sudah dilonggarkan.
Sebelumnya di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, hampir semua warga negara non-Amerika Serikat yang baru melancong dari Cina dilarang masuk Negeri Abang Sam gara-gara wabah virus corona.
“Musim semi telah dating dan bunga-bunga sedang bermekaran. Tidakkah Kalian menyukai anjing ini, yang tidak sabar menunggu untuk keluar dan bermain ?,” demikian unggahan Kedutaan Besar Amerika Serikat bidang pengajuan visa.
Unggahan itu juga disertakan oleh sebuah rekaman video seekor anak anjing yang dengan gembira mencoba memanjat sebuah gerbang keamanan.
Unggahan tersebut langsung menuai kemarahan dari sejumlah pengguna Weibo karena dianggap tidak pantas. Unggahan itu sekarang sudah dihapus.
“Apakah ini humor Amerika Serikat? Saya sangat yakin mereka melakukan ini dengan sengaja !,” tulis seorang pengguna Weibo.
Pengguna Weibo lainnya menjelaskan dalam budaya Amerika, anjing umumnya punya kesan positif. Namun dalam budaya Cina dan idiom, umumnya anjing membawa pesan negatif.
Tabloid Global Times di Cina memuat tulisan natizen yang menyebut unggahan Kedutaan Besar Amerika Serikat tersebut adalah sebuah rasisme terang-terangan. Juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing menerbitkan surat permohonan maaf pada Kamis, 6 Mei 2021, untuk siapapun yang merasa diserang oleh komentar-komentar yang muncul.
“Unggahan kami di media sosial itu untuk menyoroti hal yang riang dan lucu. Kami telah menghapus unggahan tersebut secepatnya ketika kami melihatnya tidak mendapat semangat seperti yang kami maksudkan,” kata Juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing.
Baca juga: Kedutaan Besar Amerika Mengutuk Serangan di Gereja Katedral Makassar
Sumber: Reuters