TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Irak Hassan al-Tamimi mengundurkan diri pada Selasa karena kebakaran dari tangki oksigen yang meledak di rumah sakit perawatan Covid-19 di Baghdad bulan lalu, yang menewaskan 82 orang.
Kabinet Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi juga memerintahkan pemberhentian direktur rumah sakit Ibn Khatib dan pejabat senior rumah sakit lainnya, dikutip dari Reuters, 4 Mei 2021.
Seluruh rumah sakit telah diubah untuk merawat pasien Covid-19.
Kebakaran pada 24 April menyorot kembali pengabaian sistem perawatan kesehatan yang pernah menjadi salah satu yang terbaik di Timur Tengah, tetapi telah dirusak oleh konflik, sanksi internasional, invasi pimpinan AS ke Irak pada tahun 2003, dan korupsi yang merajalela di seluruh negara bagian.
Sejumlah orang berkumpul di depan rumah sakit Ibn Khatib usai kebakaran, di Baghdad, Irak, 25 April 2021. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengatakan bahwa 10 juta dinar Irak (Rp 98,8 juta) akan diberikan kepada anggota keluarga dari setiap korban kebakaran rumah sakit.
Dia juga memerintahkan penangguhan Menteri Kesehatan Hassan al-Tamimi dan Gubernur Baghdad Mohammed al-Atta selama sesi darurat dengan kabinetnya pada 26 April, CNN melaporkan.
Pemerintah mencabut penangguhan Tamimi pada hari Selasa tetapi dia segera mengundurkan diri.
Pemerintah Irak telah memerintahkan rumah sakit di seluruh negeri untuk meninjau dan menerapkan prosedur kesehatan dan keselamatan yang lebih baik.
Insiden tersebut semakin mengikis kepercayaan rakyat Irak pada sistem perawatan kesehatan mereka.
Selama pandemi virus corona, kurangnya kepercayaan itu berarti banyak warga Irak yang tidak mencari bantuan medis ketika terinfeksi Covid-19, dan memutuskan untuk tidak divaksinasi di pusat medis yang dikelola negara.
Baca juga: Rumah Sakit yang Rawat Pasien Covid-19 di Irak Kebakaran