TEMPO.CO, Jakarta - Brasil meminta warganya untuk menunda kehamilan sampai masa kritis pandemi Covid-19 mereda. Pemerintah khawatir varian baru Covid-19 yang ditemukan di Amerika Selatan memiliki efek lebih ketimbang varian virus sebelumnya.
Rekomendasi itu diberikan setelah Brasil menjadi episentrum penyebaran virus Corona. Jumlah kematian di negara setiap hari karena Covid-19 lebih banyak ketimbang negara lain. Rumah sakit mulai kewalahan dengan jumlah pasien dan terbatasnya stok obat.
“Jika mungkin, tunda kehamilan sampai keadaan membaik,” kata pejabat Kementerian Kesehatan Brasil, Raphael Parente dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 16 April 2021.
Parente melanjutkan, rekomendasi itu diberikan mengingat sistem rumah sakit yang sudah kepayahan dan varian virus yang lebih mudah menginveksi, yaitu varian P.1. “Penelitian menunjukkan varian baru lebih agresif pada wanita hamil,” kata dia.
Sebelumnya, kata dia, kasus Covid-19 saat kehamilan lebih fokus pada masa tiga bulan terakhir hingga masa melahirkan. Belakangan, dengan munculnya varian baru COVID-19, kasus itu lebih serius pada masa kehamilan tiga bulan pertama dan kedua. Parente tidak memberikan detail lebih lanjut.
Varian P.1 ditemukan di Kota Amazon Manaus, dan menyebar dengan cepat di Brasil. Varian baru ini ditengarai menjadi penyebab banyaknya jumlah infeksi pada gelombang kedua. Brasil mencatatkan jumlah kematian sebanyak 350 ribu, terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Orang Brasil yang terinfeksi lebih banyak yang berusia muda di bawah 40 tahun. Presiden Jair Bolsonaro telah membuka lockdown dan menyelenggarakan acara besar. Dia sering terlihat tidak menggunakan masker. Pekan ini, vaksinasi berhenti di sejumlah kota karena suplai vaksin yang menipis.
Baca juga: Angka Kematian Brasil Melampaui Angka Kelahiran karena Lonjakan Wabah Covid-19
ROSSENO AJI | CHANNEL NEWS ASIA