Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jepang Dikritik karena Utamakan Vaksinasi Atlet Olimpiade Tokyo Dibanding Lansia

image-gnews
Seorang pria memakai masker pelindung di tengah wabah COVID-19 di depan arena Olimpiade raksasa di Tokyo, Jepang, 13 Januari 2021. Belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Jepang atau pun penyelenggara ajang itu. Presiden IOC, Thomas Bach, sebelumnya sempat menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo masih sesuai jadwal dan mereka tak menyiapkan rencana cadangan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Seorang pria memakai masker pelindung di tengah wabah COVID-19 di depan arena Olimpiade raksasa di Tokyo, Jepang, 13 Januari 2021. Belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Jepang atau pun penyelenggara ajang itu. Presiden IOC, Thomas Bach, sebelumnya sempat menyatakan bahwa Olimpiade Tokyo masih sesuai jadwal dan mereka tak menyiapkan rencana cadangan. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintah Jepang untuk memprioritaskan vaksin Covid-19 untuk atlet Olimpiade Tokyo daripada petugas medis dan lansia, telah memancing kritikan keras publik, terlebih program vaksinasi Jepang yang masih tertinggal dibanding negara ekonomi besar lainnya.

Kyodo news agency melaporkan pada Kamis, mengutip sumber pejabat pemerintah, bahwa Jepang ingin memastikan semua atlet Olimpiade dan Paralimpiade sudah divaksinasi pada akhir Juni.

Pada pertengahan Februari, Jepang meluncurkan program vaksinasi yang dimulai dengan petugas kesehatan, tetapi peluncurannya terhambat oleh pasokan yang lambat dari Pfizer Inc. Orang berusia 65 ke atas akan memenuhi syarat mulai 12 April, diikuti oleh mereka yang memiliki kondisi mendasar seperti diabetes.

Jika atlet Jepang diberi prioritas, kemungkinan besar mereka akan mulai menerima suntikan sebelum para lansia, Kyodo News melaporkan.

Laporan ini sontak memancing kemarahan di media sosial. Bahkan kemarahan tetap meluas setelah Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato tidak ada rencana untuk memprioritaskan atlet.

Dikutip dari Reuters, 8 April 2021, hanya vaksin Pfizer yang sejauh ini disetujui dan hanya 1 juta orang yang menerima dosis pertama sejak Februari dari populasi Jepang yang berjumlah 126 juta. Vaksinasi lansia baru akan dimulai minggu depan.

Para penunggang kuda, mengenakan baju zirah samurai abad pertengahan dari Festival Soma Nomaoi, saat menghadiri pembukaan kirab obor Olimpiade Tokyo di Situs Festival Hibarigahara, di Minamisoma, Fukushima, Jepang, 25 Maret 2021. [REUTERS/Issei Kato]

Laporan vaksinasi atlet muncul saat Jepang mengalami lonjakan kasus baru menjelang Olimpiade yang akan dimulai pada bulan Juli.

Sejumlah acara uji coba untuk beberapa olahraga baru-baru ini dibatalkan atau ditunda karena kekhawatiran tentang pandemi, dan pada hari Selasa eksekutif bisnis terkemuka Hiroshi Mikitani menulis di Twitter bahwa mengadakan Olimpiade Tokyo "berisiko".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sejujurnya, saya merasa Olimpiade musim panas ini terlalu berisiko. Saya menentang mereka," tulis Mikitani, CEO grup e-commerce Jepang Rakuten Inc.

Baca juga: Waswas Virus Corona, Korea Utara Tak Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo

Berdasarkan rencana awal untuk vaksinasi, pemerintah seharusnya memprioritaskan pekerja medis, orang tua dan mereka dengan kondisi kronis, baru kemudian warga biasa yang tidak mungkin mendapatkannya sebelum musim panas.

"Berikan ke ibu saya dulu," tulis seorang pengguna Twitter. "Atlet semuanya muda dan sehat."

"Ini sangat aneh. Mengingat kita tidak tahu apakah bahkan semua lansia akan menerima vaksin mereka pada pertengahan Juni, Anda akan meminta semua atlet mendapatkan vaksinnya?" kata pengguna Twitter lain.

Pemerintah mengatakan akan melanjutkan Olimpiade sesuai rencana mulai 23 Juli, tetapi sebagian besar orang Jepang menginginkan Olimpiade Tokyo dibatalkan atau ditunda lagi.

REUTERS | KYODO NEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

8 jam lalu

Karubi Maru menghadirkan konsep open kitchen. (dok. Istimewa)
Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.


Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

10 jam lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

13 jam lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

14 jam lalu

Pasien penyakit Minamata bawaan Yuji Kaneko di Oruge-Noa, menyantap makanan di sebuah kelompok perawatan untuk orang-orang cacat di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 13 September 2017. Kaneko lahir di Minamata pada tahun 1955 dan semua dari anggota keluarganya penderita penyakit Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?


68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

15 jam lalu

Pasien penyakit Minamata kongenital Shinobu Sakamoto, bersama  ibunya Fujie duduk di sebuah mobil saat mereka menuju sebuah rumah sakit di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 14 September 2017.Sakamoto adalah salah satu korban dari bencana industri tahun 1950 dimana puluhan ribu orang terkena racun air limbah dari pabrik kimia di teluk Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?


Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Pokmon Scarlet dan Violet, entri terbaru dalam franchise Nintendo yang sudah berjalan lama. (Nintendo)
Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.


Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Ilustrasi toa masjid. Twitter
Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.


2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia


Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Wisatawan mengambil gambar Istana Kekaisaran saat mengunjunginya di Tokyo, Jepang, 30 April 2019. Prosesi turun takhta Akihito akan dimulai di Aula Pinus, ruangan paling mewah di Istana Kekaisaran Jepang. REUTERS/Kim Kyung-hoon
Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.


Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga/Asics
Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.