TEMPO.CO, - Jaksa Taiwan meminta dikeluarkan surat perintah penangkapan untuk manajer lokasi konstruksi yang truknya diyakini menyebabkan kecelakaan kereta api maut dengan korban tewas 51 orang pada Jumat kemarin. Jaksa menilai manajer lokasi konstruksi diduga gagal mengaktifkan rem dengan benar.
Yu Hsiu-duan, kepala kantor kejaksaan Hualien, mengatakan kepada wartawan bahwa surat perintah penangkapan telah diminta dan sekarang sedang ditangani oleh sistem pengadilan.
"Untuk menjaga bukti yang relevan, kami memiliki beberapa kelompok jaksa di tempat kejadian dan sedang mencari tempat-tempat yang diperlukan," katanya seperti dikutip dari Aljazeera, Ahad, 4 April 2021.
Insiden ini merupakan kecelakaan kereta api terburuk di Taiwan dalam tujuh dekade. Peristiwa terjadi setelah kereta ekspres menabrak truk yang meluncur ke tanggul di samping rel dari lokasi konstruksi.
Kereta ini membawa hampir 500 orang dalam perjalanannya dari ibu kota Taiwan, Taipei, ke Taitung di pantai timur, ketika tergelincir di terowongan di utara Hualien.
Para pekerja pada hari Sabtu mulai memindahkan bagian belakang kereta, yang relatif tidak rusak karena berhenti di luar terowongan, menyusuri lintasan, dan menjauhi lokasi kecelakaan.
Bagian kereta yang rusak parah masih hancur di dalam terowongan.
Presiden Tsai Ing-wen dijadwalkan berada di Hualien pada Sabtu untuk mengunjungi para korban selamat.
Pemerintah Taiwan menginstruksikan pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari sebagai tanda berkabung.
Baca juga: Taiwan Akui Negara-negara Eropa Bantu Proyek Kapal Selam Buatan Dalam Negeri
Sumber: ALJAZEERA