TEMPO.CO, Jakarta - AstraZeneca menyebut vaksin virus corona buatannya memiliki efektifitas 76 persen. Hal ini terungkap dalam sebuah analisis baru dari uji coba yang dilakukannya di Amerika Serikat.
Presentasi itu sebenarnya turun dibanding laporan sebelumnya yang dikritik karena menggunakan data lawas. Data interim yang dipublikasi pada Senin, 22 Maret 2021, menempatkan efisiensi vaksin virus corona AstraZeneca sebesar 79 persen, namun data yang diolah tidak melibatkan angka terbaru sehingga banjir teguran dari masyarakat.
Petugas medis mempersiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi masal di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Senin, 22 Maret 2021. Vaksinasi masal ini digelar sebagai upaya mempercepat pemulihan kesehatan dan pariwisata. Johannes P. Christo
Baca juga: Vaksin AstraZeneca dan Segala Masalahnya di Dunia
Sejumlah ahli independen berpandangan revisi sedikit pada tingkat efisiensi membuat vaksin AstraZeneca kembali pada jalur mendapatkan persetujuan penggunaan darurat, di mana hal ini akan dilakukan dalam beberapa pekan ke depan. Persetujuan ini juga bisa membantu AstraZeneca menghilangkan keraguan atas efektifitas vaksinnya dan efek samping yang mungkin timbul.
AstraZeneca menegaskan bahwa vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford punya efektifitas sampai 100 persen dalam melawan penyakit parah atau kritis. Ada delapan orang dengan riwayat penyakit kritis, yang ikut dalam uji coba terbaru dan mereka mendapatkan efek placebo.
“Efektifitas vaksin bisa melawan penyakit kritis sehingga menempatkan vaksin AstraZeneca sejajar dengan vaksin-vaksin lainnya,’ kata William Schaffner, ahli penyakit menular dari Universitas Vanderbilt, yang berharap vaksin virus corona AstraZeneca bisa mendapatkan persetujuan dari Amerika Serikat.
Sumber: Reuters