TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Wahyu Dhyatmika, mengatakan banyak organisasi internasional yang memberikan beasiswa kepada jurnalis untuk melakukan liputan. Dalam rangka merayakan 50 Tahun Tempo, Wahyu alias Komang, membagi tips bagaimana mencari dan menembus beasiswa ini.
"Kesempatan itu banyak yang penting adalah harus bisa pitching, menyampaikan gagasan liputan dengan jernih dengan bahan yang cukup kuat. Bahan awal itu penting," katanya dalam diskusi Resep Dari Dapur Tempo: Kolaborasi dan Jejaring Global yang disiarkan akun YouTube Tempodotco, Jumat, 5 Maret 2021.
Komang menuturkan beberapa lembaga yang memberikan beasiswa liputan bagi jurnalis adalah Pulitzer Center, European Journalism Fund, Judith Nielson Institute, Sasakawa Pan Asia Fund, dan lainnya.
Bila sudah memiliki bahan atau dokumen awal, kata dia langkah selanjutnya adalah menyusun proposal. Di bagian ini harus didetailkan metode liputan dan anggarannya.
Dalam menyusun rencana anggaran, menurut salah satu juri di Pulitzer Center ini, banyak wartawan yang melakukan kesalahan sehingga proposalnya ditolak. "Tidak bisa membuat budget liputan sehingga budget terlalu besar dan tidak masuk akal," tuturnya.
Meski ada pendanaan, kata Komang, jurnalis tetap harus independen. Lembaga pemberi hibah tidak boleh mengintervensi. "Begitu grant diberikan gak ada cawe-cawe sama sekali. Kalau itu terjadi justru merusak nama baik pendonor itu sendiri," kata salah satu wartawan senior Tempo ini.
Baca juga: Resep Dari Dapur Tempo: Cara Kolaborasi Liputan Lintas Negara