TEMPO.CO, Jakarta - Hatice Cengiz, tunangan Jamal Khashoggi, pada Kamis, 4 Maret 2021, meminta pemimpin negara-negara di dunia agar jangan mempertahankan hubungan bilateral mereka dengan seorang pembunuh. Permintaan itu dilontarkan oleh Cengiz setelah beredarnya laporan sebuah intelijen Amerika Serikat yang menyebut adanya keterlibatan pemimpin de fakto Arab Saudi dalam pembunuhan Khashoggi.
Khashoggi adalah wartawan senior asal Arab Saudi yang lewat tulisannya suka mengkritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Dia terlihat terakhir kalinya memasuki kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
Baca juga: Dilema Joe Biden di antara Jamal Khashoggi dan Mohammed bin Salman
Jamal Khashoggi dan Hatice Cengiz. [habersev.com]
Otoritas Turki sangat yakin jenazah Khashoggi dimutilasi dan musnahkan. Sampai sekarang, jasad Khashoggi belum ditemukan.
Cengiz, yang seorang warga negara Turki, mengatakan laporan dari intelijen Amerika Serikat itu adalah sebuah langkah besar dan penting dalam upaya menegakkan keadilan. Hanya saja, laporan itu harus ditindak lanjuti sekarang.
“Dikatakan tidak akan sanksi terhadap orang yang memberikan perintah (pembunuhan). Ini telah menjadi sebuah dilema yang aneh dalam kepala setiap orang. Namun ini harus berubah dalam beberapa hari ke depan," ujar Cengiz.
Cengiz mengatakan proses untuk mencari keadilan adalah sebuah proses yang panjang, yang bahkan tidak mudah. Sebelumnya, Arab Saudi telah menyidangkan dalam pengadilan in absentia 26 tersangka asal Arab Saudi terdakwa pembunuh Khashoggi.
Sumber: Reuters