TEMPO.CO, - CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, mengatakan vaksin Covid-19 buatan perusahaannya mungkin tidak sempurna. Namun ia mengklaim vaksinnya bisa memberikan dampak besar untuk memerangi pandemi virus corona.
Vaksin Covid-19 AstraZeneca menjadi perhatian beberapa pekan terakhir setelah dilaporkan tidak terlalu efektif menangkal virus corona varian Afrika Selatan.
“Apakah itu sempurna? Tidak, itu tidak sempurna, tapi itu bagus. Siapa lagi yang mampu membuat 100 juta dosis di bulan Februari," kata Soriot dalam konferensi pers dikutip dari Reuters, Kamis, 11 Februari 2021.
Soriot menuturkan perusahaannya berjanji menggandakan pasokan menjadi lebih dari 200 juta dosis pada April mendatang.
Ia hakulyakin vaksin Covid-19 hasil pengembangan perusahaannya bisa menyelamatkan ribuan nyawa. "Dan itulah mengapa kami bekerja setiap hari," ucap dia.
AstraZeneca mengembangkan vaksin Covid-19 dua dosis bersama Universitas Oxford. Vaksin ini sempat mendapat pujian sebagai "vaksin untuk dunia" karena lebih murah dan lebih mudah didistribusikan daripada beberapa pesaingnya.
Baca juga: WHO Minta Negara-negara Jangan Berhenti Pakai Vaksin AstraZeneca
Tetapi persetujuan yang cepat di Eropa dan di tempat lain telah diselimuti oleh keraguan. Data pada akhir pekan menunjukkan vaksin ini kurang efektif terhadap varian virus Afrika Selatan yang menyebar cepat.
Perusahaan AstraZeneca pun terlibat dalam perselisihan dengan Uni Eropa mengenai penundaan pasokan.
AstraZeneca mengatakan pihaknya mengharapkan data dari uji coba vaksin AS sebelum akhir Maret. Mereka yakin bahwa suntikan tersebut menawarkan perlindungan yang relatif baik terhadap penyakit parah dan kematian untuk varian Afrika Selatan.
AstraZeneca sempat naik menjadi perusahaan paling berharga di Inggris musim panas lalu. Namun erusahaan itu kini merosot ke urutan keenam. Sejumlah analisis mengaitkannya dengan keraguan atas vaksin tersebut. "Dalam satu atau dua tahun kami akan melihat ke belakang dan semua orang akan menyadari bahwa kami membuat pengaruh besar," kata Soriot.
REUTERS