TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan US Capitol pada 6 Januari lalu membuat pemerintah Amerika ekstra hati-hati dalam menyiapkan pelantikan Joe Biden. Bahkan, FBI sampai terlibat langsung menyeleksi personil-personil Garda Nasional yang akan mengawal jalannya pelantikan Presiden Amerika Terpiluh ke-46 tersebut pada 20 Januari nanti.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Komandan Garda Nasional Washington DC. Ia mengatakan, FBI memeriksa satu per satu profil personil Garda Nasional yang sebelumnya telah dipilih untuk berjaga di lokasi pelantikan, US Capitol.
"Jadi, sebelum personil terkait meninggalkan negara bagian asal untuk bertugas, mereka diperiksa berkali-kali hingga mereka mulai berjaga di lapangan nanti," ujar Mayor Jenderal William Walker, dikutip dari CNN, Senin, 18 Januari 2021.
Walker melanjutkan, pemeriksaan yang dilakukan oleh FBI akan difokuskan ke latar belakang tiap personil Garda Nasional. Namun, perihal siapa calon presiden yang mereka dukung pada Pilpres Amerika tahun lalu, Walker menyakini hal itu tak diperiksa.
Pemeriksaan background, kata Walker, akan membantunya untuk mengetahui apakah personil Garda Nasional yang ditugaskan berpotensi menjadi liabilitas. Dengan begitu, keamanan pelantikan bisa dijamin.
"Semua pemeriksaan berkaitan dengan latar belakang. Jadi, pemeriksaan yang sudah dijalankan selama ini ditambahkan dengan pemeriksaan yang lebih detil dan berlapis dari FBI."
"Begitu mereka yakin tidak ada penyusup (ancaman) di antara para personil, maka mereka yang ditugaskan akan diloloskan," ujar Walker menegaskan.
Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Sebagai catatan, pemeriksaan berlapis dari FBI merupakan respon terhadap kabar bahwa kerusuhan US Capitol melibatkan figur militer Amerika. Sejauh ini, figur-figur militer yang disebut ikut terlibat kerusuhan US Capitol baru personil cadangan saja dan belum ada prajurit aktif.
Salah satu prajurit cadangan yang teridentifikasi bernama Timothy Hale-Cusanelli. Ia adalah prajurit cadangan yang berasal dari Colts Neck, New Jersey. Menurut berkas perkaranya, ia disebut sebagai seorang pemuja supremasi putih serta provokator dalam kerusuhan US Capitol.
Keterlibatan personil militer dalam kerusuhan US Capitol, jika terbukti, juga tidak mengejutkan. Pejabat Kementerian Pertahanan, pekan lalu, menyatakan bahwa kelompok supremasi putih cenderung aktif merekrut personil-personil militer baik yang masih maupun tak lagi aktif.
"Atau, mereka (kelompok supremasi putih) membujuk anggotanya untuk bergabung ke militer agar mendapat skill dan pengalaman yang dibutuhkan," ujar pejabat terkait, sepekan sebelum pelantikan Joe Biden.
Baca juga: 20.000 Tentara Garda Nasional Akan Jaga Pelantikan Joe Biden
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2021/01/18/politics/fbi-vetting-national-guard/index.html
Catatan redaksi: Berita ini mengalami perbaikan soal status Timothy Hale-Cusanelli. Sejauh ini belum ada keterangan bahwa ia sudah ditangkap walau ia sudah ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan US Capitol.