TEMPO.CO, Jakarta - Cina memberlakukan lockdown salah satu kota dengan populasi 11 juta orang di utara provinsi Hebei untuk mengendalikan lonjakan kasus Covid-19 terparah sejak Wuhan.
Penduduk Shijiazhuang, ibu kota provinsi yang dekat dengan Beijing, dilarang meninggalkan kota karena jalan raya utama diblokir, stasiun kereta dan bus ditutup, dan penerbangan dibatalkan, menurut laporan CNN, 10 Januari 2021.
Pada konferensi pers Kamis, pejabat kota mengumumkan larangan perjalanan keluar untuk semua penduduk dan kendaraan dari Shijiazhuang, kecuali untuk keadaan darurat.
Di dalam kota, pertemuan dilarang, semua sekolah telah ditangguhkan, dan permukiman serta desa juga ditutup.
Pembatasan tersebut adalah beberapa yang paling ketat yang diberlakukan di Cina sejak tindakan menahan penyebaran virus corona pada bulan Maret atau lockdown kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada Desember 2019.
Wabah di Shijiazhuang terjadi hanya beberapa minggu sebelum liburan Tahun Baru Imlek, di mana jutaan orang biasanya melakukan mudik.
Lockdown diberlakukan ketika total 117 infeksi Covid-19, termasuk 67 kasus tanpa gejala, terdeteksi di Shijiazhuang pada hari Rabu. Secara nasional, Cina melaporkan 123 infeksi lokal pada Rabu, tertinggi sejak akhir Oktober.
Seorang dokter dari rumah sakit pengobatan tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM) Shijiazhuang mengukur tekanan darah seorang warga setempat di Distrik Chang'an di Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, China, 12 Maret 2020. Sebuah rumah sakit TCM keliling menyediakan layanan kesehatan bagi penduduk setempat di tengah perang melawan virus corona atau COVID-19. Xinhua/Liang Zidong
Pada hari Kamis, Shijiazhuang mengidentifikasi 66 kasus positif lainnya, menurut komisi kesehatan provinsi Hebei.
Sejak 2 Januari, total 304 kasus positif telah dilaporkan di Hebei, sebagian besar di Shijiazhuang, menurut angka resmi. Kota ini terletak hanya 289,6 kilometer barat daya Beijing, sekitar tiga jam berkendara atau satu jam dengan kereta berkecepatan tinggi.
Reuters melaporkan, Beijing juga telah membatasi pergerakan yang lebih ketat dengan penumpang harus memindai kode kesehatan sebelum naik taksi atau naik mobil, kata para pejabat pada Ahad.
Aturan baru dalam perjalanan taksi menyusul penemuan pada hari Sabtu bahwa seorang pengemudi taksi online di Beijing adalah pembawa tanpa gejala virus corona, kata pejabat kesehatan kota Pang Xinghuo kepada media.
Sejak 1 Januari, 96 pengemudi di aplikasi transportasi online, Didi, telah didenda total 1 juta yuan (Rp 2,1 miliar) tidak menerapkan protokol pencegahan virus corona, seperti mengenakan masker, kata Rong Jun, seorang pejabat transportasi kota Beijing, Reuters melaporkan.
Selama pandemi, Cina daratan telah melaporkan total 87.433 kasus virus corona yang dikonfirmasi, dengan 4.634 kematian.
CNN | REUTERS
Sumber:
https://edition.cnn.com/2021/01/08/asia/china-hebei-covid-lockdown-intl-hnk/index.html
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-china-cases/new-coronavirus-cases-in-china-double-mainly-in-hebei-province-idUSKBN29F01V?il=0