TEMPO.CO, Jakarta - Iran diprediksi tidak mungkin membalas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan terkemuka asal negara itu, sebelum pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden.
“Jika mereka ingin sanksi dilonggarkan, mereka tahu bahwa mereka membutuhkan semacam negosiasi setelah tanggal 20 Januari. Harusnya ada dalam pemikiran mereka kalau mereka tidak ingin melakukan tindakan apapun mulai sekarang sampai 20 Januari 2021, yang bisa membuat pelonggaran sanksi lebih sulit didapatkan,” kata Elliott Abrams, utusan Amerika Serikat untuk Iran dan Venezuela.
Pemakaman Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran. Sumber: IRNA
Dalam sebuah wawancara, Abrams mengatakan Tehran sangat ingin sanksi-sanksi yang dijatuhkan pada negara itu dilonggarkan oleh Amerika Serikat dan ini akan masuk dalam perhitungan pengambilan keputusan menyusul pelantikan Biden pada 20 Januari mendatang.
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan terhadap Fakhrizadeh, yang tewas dengan cara diberondong peluru. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar atas pembunuhan ini.
Fakhrizadeh adalah ilmuwan terkemuka di Iran. Fakhrizadeh memiliki peran yang besar dalam berbagai proyek IPTEK Iran yang bertujuan damai, contoh terbaru kontribusi ilmiah Fakhrizadeh adalah pengembangan kit uji dan vaksin COVID-19 pertama di Iran, yang merupakan kontribusi besar bagi upaya negara itu dalam mengekang pandemi COVID-19.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Abrams mengatakan pemerintahan Trump telah berencana memperketat sanksi kepada Tehran pada mingu-minggu terakhir kekuasaan Trump. Namun saat yang sama, Washington juga mendesak Biden agar mengunci kesepakatan yang bisa mengurangi ancaman nuklir dan ancaman redgional yang diduga ditimbulkan oleh Iran.
Diharapkan sebuah negosiasi bisa dilakukan dengan Iran pada tahun depan dan sebuah kesepakatan bisa dikunci di bawah pemerintahan Biden.
Para ulama Iran sudah mengesampingkan negosiasi terkait program nuklir negara itu atau mengubah kebijakan regionalnya. Sebaliknya, Iran ingin ada sebuah perubahan dalam kebijakan Amerka Serikat, termasuk mencabut sanksi-sanksi.