TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memutuskan untuk kembali memberlakukan lockdown setelah setelah kasus Covid-19 di negara itu melampaui 1 juta kasus dan kasus hariannya menyentuh angka 20 ribu kasus.
Ilmuwan memperingatkan skenario terburuk, di mana 80 ribu orang atau lebih bisa meninggal karena virus corona. Kasus harian yang merangkak naik juga mengancam tenaga kesehatan bakal kewalahan menghadapinya.
Selain Inggris, tiga negara berikut juga memutuskan untuk memberlakukan kembali lockdown atau pembatasan gerak masyarakat demi meredam penyebaran virus corona, yang mematikan.
Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris, Sabtu, 1 Agustus 2020. Pemerintah Inggris pada Jumat lalu mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan menyusul jumlah infeksi coronavirus yang meningkat. (Xinhua/Han Yan)
1.Iran
Kepolisian Iran pada Sabtu, 31 Oktober 2020, mengumumkan acara pernikahan dan konferensi akan dilarang di wilayah Ibu Kota Tehran hingga pemberitahuan selanjutnya. Iran adalah negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh wabah virus corona.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan beberapa larangan baru yang akan berlaku efektif terhitung mulai Rabu, 25 Oktober 2020 lalu sampai 10 hari ke depan. Aturan pengetatan ruang gerak ini, berlaku di 31 provinsi di Iran.
2.Portugal
Pemerintah Portugal pada Sabtu, 31 Oktober 2020, mengumumkan pengetatan baru ruang gerak masyarakat atau lockdown terhitung mulai 4 November 2020, di sebagian besar wilayah negara itu. Masyarakat dianjurkan agar tidak keluar rumah kecuali untuk bekerja, sekolah atau belanja. Pemerintah Portugal juga meminta perusahaan-perusahaan agar memberlakukan kerja dari rumah.
Aturan baru pengetatan itu diterbitkan sehari setelah kasus harian wabah virus corona menyentuh rekor tertinggi. Perdana Menteri Portugal Antonio Costa mengatakan kebijakan ini bakal berlaku di 121 kotamadya, termasuk Ibu Kota Lisbon dan Kota Porto.
Dalam 14 hari terakhir, ada sekitar 100 ribu kasus baru virus corona. Sebagian besar wilayah yang kena pengetatan lockdown itu yang kasus virus coronanya sangat tinggi.
Petugas mendisinfeksi bola sebelum pertandingan Bundesliga antara Cologne melawan FSV Mainz 05 di Rhein Energie Stadion, Cologne, Jerman, Ahad, 17 Mei 2020. Sejumlah peraturan dan protokol baru diterapkan untuk mencegah penularan virus corona. REUTERS/Lars Baron
3.Prancis
Jalan kota Paris sempat macet parah sepanjang 730 kilometer pada Kamis malam, 29 Oktober 2020, ketika masyarakat berbondong-bondong keluar Ibu Kota Prancis menjelang lockdown ketat.
Prancis memberlakukan pembatasan perjalanan demi meredam penyebaran Covid-19, yang berlaku mulai Jumat pagi, 30 Oktober 2020 - 1 Desember. Di bawah aturan baru lockdown, orang-orang wajib melampirkan sertifikat untuk perjalanan dan dilarang bepergian antar-wilayah.
Prancis setiap hari telah dilanda lonjakan sebanyak 36.000 kasus baru Covid-19.
4.Jerman
Jerman rencananya akan menutup semua bar, restoran, dan teater pada 2-30 November 2020 berdasarkan langkah-langkah yang disepakati antara Merkel dan para kepala pemerintah daerah.
Sekolah-sekolah akan tetap buka, dan toko-toko akan diizinkan beroperasi dengan pembatasan ketat pada jumlah orang yang berada di dalam toko.
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz menulis di Twitter, "November akan menjadi bukti. Peningkatan jumlah infeksi memaksa kita untuk mengambil tindakan pencegahan yang keras untuk mematahkan gelombang kedua."
Jerman, yang tidak terlalu terpukul dibandingkan sejumlah negara tetangganya di Eropa awal tahun ini, mengalami peningkatan kasus secara berlipat.
Jerman juga sudah mulai menerima pasien-pasien dari Belanda, negara tetangga yang kapasitas rumah sakitnya sudah mencapai batas.
Sumber: