TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 25 ribu warga berkumpul di alun-alun pusat Ibu Kota Santiago, Chile, untuk memperingati satu tahun protes massa, yang menewaskan lebih dari 30 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.
Massa menggelar demonstrasi damai pada Minggu, 18 Oktober 2020. Namun, unjuk rasa ini berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan menjelang malam hari.
Awalnya, orang-orang berkumpul sejak pagi hari untuk berdemonstrasi di pusat kota dan sejumlah kota di seluruh Chile.
Jumlah demonstran bertambah banyak dan bersemangat saat hari semakin malam. Banyak spanduk buatan sendiri berwarna pelangi yang menyerukan pemungutan suara “ya” pada Ahad depan pada referendum.
Ini digelar untuk memutuskan apakah akan membatalkan konstitusi era diktator negara itu, yang menjadi tuntutan utama dari protes pada tahun 2019.
Reuters melansir meski awalnya sebagian besar demonstrasi berlangsung damai, namun unjuk rasa berubah menjadi insiden kekerasan, penjarahan supermarket, dan bentrokan dengan polisi di seluruh ibu kota pada sore dan malam hari.
Sirene truk pemadam kebakaran, barikade yang dibakar di jalan raya, dan kembang api di jalan-jalan pusat kota menambah suasana kacau di sejumlah area.
Menteri Dalam Negeri Chile, Victor Perez, berbicara pada larut malam memuji demonstrasi awal yang damai, namun berubah menjadi kekacauan pada larut malam. Dia meminta warga Chile untuk menyelesaikan perbedaan mereka dengan memberikan suara dalam referendum konstitusi pada 25 Oktober 2020.
“Mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini karena tidak ingin Chile menyelesaikan masalahnya melalui cara-cara demokratis,“ kata Perez, kepada wartawan pada Ahad, 18 Oktober 2020, seperti dilansir Reuters.
Dia bersumpah menghukum mereka yang melanggar batas pada demonstrasi itu. Pada pagi hari, massa yang marah mencemooh dan mengancam seorang walikota dari Partai Komunis.
Kemudian, sejumlah orang bermasker mengebom sebuah markas polisi dan gereja. Para pengacau menyerang gereja lainnya di Santiago pada sore hari. Mereka membakar puncak menara. Ini membuat asap menyebar ke area sekitar.
Lebih dari 15 stasiun ibu kota Santiago, Chile, ditutup sementara akibat kerusuhan. Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air dalam bentrok dengan sejumlah orang yang terkadang melakukan kekerasan, memakai penutup jaket, dan bermasker.
FARID NURHAKIM | REUTERS
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-chile-protests-anniversary/chile-anniversary-rallies-turn-violent-as-churches-burned-police-fire-tear-gas-idUSKBN2730UI