TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial Twitter dan Donald Trump kembali berseberangan. Kamis kemarin, waktu Amerika, Twitter memblokir akun kampanye inkumben Presiden Amerika tersebut untuk beberapa saat karena dianggap menyebarkan informasi pribadi. Adapun informasi yang diunggah adalah tentang anak capres Joe Biden, Hunter Biden.
Twitter, dalam keterangn persnya, mengatakan akses @TeamTrump untuk mengirim tweet diblokir karena melanggar kebijakan kurasi mereka. Menurut Twitter, unggahan TeamTrump melanggar aturan soal informasi privat dan materi hasil peretasan. Untuk bisa mengirim tweet lagi, konten terkait harus dihapus terlebih dahulu.
We are back and we are re-posting the video Twitter doesn’t want you to watch.
JOE BIDEN IS A LIAR WHO HAS BEEN RIPPING OFF OUR COUNTRY FOR YEARS!
PASS IT ON. pic.twitter.com/pSWyycFrEF
— Team Trump (Text VOTE to 88022) (@TeamTrump) October 15, 2020
Dikutip dari Reuters, Jumat, 16 Oktober 2020, keputusan Twitter tersebut tak ayal menimbulkan kemarahan dari Republikan. Mereka menganggap Twitter terlalu berlebihan, apalagi ini bukan kejadian pertama. Mereka berjanji menindak Twitter. Merespon hal tersebut, Twitter mengaktifkan kembali akses @TeamTrump dan akan mengkaji ulang kebijakannya.
"Kami tak akan lagi menghapus konten hasil meretas kecuali konten tersebut diunggah oleh peretas terkait. Ke depannya, kami hanya akan memberikan label peringatan atau konteks dibanding memblokir," ujar Kepala Kebijakan Twitter, Vijaya Gadde.
Pemblokiran oleh Twitter berkaitan dengan kebijakan mereka soal peredaran disinformasi selama musim Pilpres Amerika. Mereka khawatir disinformasi akan semakin deras selama masa pilpres. Alhasil, mereka memutuskan untuk lebih proaktif dalam melakukan aksi preventif.
Donald Trump adalah salah satu public figure yang kerap menjadi sasaran Twitter. Awal bulan ini, misalnya, akun Donald Trump disemprit karena menyamakan COVID-19 dengan flu. Beberapa hari kemudian, akun Donald Trump kena tegur lagi karena mengklaim dirinya kebal. Twitter melabeli dua tweet tersebut "berpotensi menyesatkan".
Perihal postingan terbaru TeamTrump yang bermasalah, soal Hunter Biden, hal itu berkaitan dengan tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Administrasi Donald Trump menyakini Hunter Biden telah melakukan tindak pidana korupsi terkait bisnis migas Burisma di Ukraina. Joe Biden diyakini Trump juga tahu akan kejadian tersebut.
Keyakinan Donald Trump pada kasus Hunter Biden nyaris membuatnya dimakzulkan. Ia sempat 'diperkarakan' karena menahan dana bantuan untuk Ukraina. Penyebabnya, Ukraina dilaporkan menolak permintaan Donald Trump untuk memata-matai dan menginvestigasi dugaan korupsi Biden. Donald Trump dianggap Kongres AS menyalahgunakan wewenang saat itu, namun lolos.
Juru bicara tim kampanye Joe Biden, Andrew Bates, heran isu di Burisma masih diungkit-ungkit. Padahal, kata ia, Senat Republikan sendiri sudah menyatakan Joe Biden tidak melakukan kesalahan apapun di Ukraina. "Joe Biden juga sudah membantah tidak terlibat," ujarnya.
ISTMAN MP | REUTERS