TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping memerintahkan prajuritnya mulai mempersiapkan diri untuk berperang. Hal itu ia sampaikan dalam kunjungannya ke pangkalan Militer Angkatan Laut Cina di Chaozhu, Guangdong, Selasa, 13 Oktober 2020.
"Selalu siaga, waspada. Tetaplah loyal, berbakti, dan bisa diandalkan," ujar Xi Jinping menambahkan, sebagaimana dikutip dari CNN, Rabu, 14 Oktober 2020.
Sejatinya, kunjungan Xi Jinping ke pangkalan Militer Cina di Guangdong untuk merayakan 40 tahun Zona Ekonomi Khusus Shenzhen. Zona ekonomi tersebut dibangun pada 1980 untuk mengundang investor asing ke Cina. Namun, karena kunjungan tersebut bertepatan dengan situasi Amerika - Cina yang tengah panas-panasnya, Xi Jinping mulai menyinggung soal pentinganya siap berperang.
Cina dan Amerika memang berseteru terkait beberapa hal sepanjang 2020 ini. Salah satu contohnya, di lingkup militer, adalah status Laut Cina Selatan. Cina mengklaim perairan yang mereka sebut Nine Dash Line tersebut sebagai miliki mereka. Untuk memperkuat klaimnya, Cina bahkan membangun dua pulau militer buatan di sana dan sempat menenggelamkan kapal-kapal asal negara Asia Tenggara.
Hal tersebut ditentang Amerika yang memandang Laut Cina Selatan sebagai perairan internasional. Untuk membantu negara-negara di sekitar Laut Cina Selatan, Amerika rutin menggelar latihan militer bersama dan presence operation. Presence operation adalah patroli kapal-kapal induk Amerika untuk menunjukkan bahwa militer mereka hadir di Laut Cina Selatan.
Selain soal Laut Cina Selatan, Cina dan Amerika juga berseberangan soal status Taiwan. Sebagaimana diketahui, Cina berkali-kali mengklaim Taiwan sebagai miliknya, bahkan di organisasi internasional sekalipun. Amerika, yang tidak ingin pengaruh Cina makin besar, memutuskan untuk membantu Taiwan dalam hal persenjataan.
Kabar terbaru, Gedung Putih Amerika sudah mengabarkan Kongres AS bahwa mereka akan menjual tiga jenis persenjataan canggih ke Taiwan. Satu di antaranya adalah High Mobile Artilery Rocket System (HIMARS). Hal itu untuk memastikan Taiwan bisa mempertahankan diri apabila Cina menyerang seperti yang disinyalkan Xi Jinping beberapa waktu terakhir.
Terakhir kali Cina memberi ancaman menyerang Taiwan, hal itu terjadi pada pertengahan September lalu. Kala itu, Cina meningkatkan jumlah latihan militer bersama di Terusan Taiwan dengan melibatkan puluhan pesawat militernya. Taiwan sampai harus menerjunkan jet tempur demi membubarkan latihan tersebut karena beberapa sudah melanggar batas kedaulatan.
Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, pede dengan kemampuan persenjataan AS yang akan dilepas ke Taiwan. Ia mengklaim, "Cina tidak bisa menandingi Amerika dalam hal kekuatan angkatan laut". Cina, sementara itu, meminta Amerika untuk memutus segala hubungan dengan Taiwan.
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2020/10/14/asia/xi-jinping-taiwan-us-esper-intl-hnk/index.html