TEMPO.CO, Beijing – Kepala ekonom global di BOC International, Cina, Guan Tao, mengatakan Beijing harus bersiap jika akan memisahkan ekonominya dengan Amerika Serikat.
Ini terkait eskalasi konflik dagang, diplomasi dan militer kedua negara yang mengalami eskalasi selama beberapa bulan terakhir.
“Kami harus siap secara mental jika AS akan mengusir Cina dari sistem pembayaran berbasis dolar,” kata Guan seperti dilansir Reuters pada Jumat, 14 Agustus 2020.
Guan, yang pernah bekerja sebagai direktur pembayaran internasional di Lembaga Negara Bidang Valuta Asing, mengatakan Cina perlu menambah penggunaan sistem pembayaran yuan, sistem pembayaran antar-bank dalam lintas batas negara, dalam perdagangan global.
Saat ini, mayoritas transaksi pembayaran lintas negara oleh Cina masih menggunakan dolar.
Transaksi juga masih lebih banyak dilakukan lewat sistem pembayaran SWIFT berbasis dolar dan dikontrol AS, yang dianggap sebagai kelemahan bagi kepentingan Cina.
Pada Juli 2020, kantor cabang PBOC atau Bank Rakyat Cina di Shanghai mendesak semua lembaga institusi agar memperluas pemakaian yuan dalam perdagangan.
Pejabat kantor PBOC Shanghai juga mendesak agar lembaga keuangan Cina memprioritaskan mata uang lokal terutama dalam investasi langsung.
Menurut Gubernur PBOC, Yi Gang, proses internasionalisasi yuan berlangsung baik. Saat ini, pembayaran lintas negara menggunakan yuan tumbuh 36,7 persen pada paruh pertama 2020 dari setahun sebelumnya.
Namun, upaya internasionalisasi yuan terhambat oleh aturan ketat kontrol arus modal oleh Cina. Upaya ini juga bisa menghadapi resistensi dari sejumlah negara yang mengritik Cina dalam urusan penanganan Covid-19 hingga Hong Kong.