TEMPO.CO, Jakarta - Bhutan lockdown nasional untuk mencegah penularan virus corona pada 11 Agustus 2020 setelah seorang warga yang baru keluar dari karantina belakangan dinyatakan positif terinfeksi virus mematikan ini.
Warga yang positif mengidap virus corona adalah seorang perempuan berusia 27 tahun yang kembali dari Kuwait. Dia keluar dari karantina setelah dinyatakan negatif.
Kemudian satu klinik menyatakan perempuan ini positif mengidap virus corona. Dia juga sempat melakukan kontak dengan orang-orang di Thimphu, ibukota Bhutan.
"Lockdown yang belum pernah terjadi diterapkan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi semua kasus positif, secepatnya memutus rantai penularan," kata pemerintah Bhutan dalam pernyataannya sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Dengan penerapan lockdown, Bhutan memperketat pergerakan orang dan kendaraan di negara berpenduduk 750 ribu jiwa itu.
Semua orang diwajibkan tinggal di dalam rumah untuk melindungi diri mereka dan keluarga mereka dari wabah virus corona.
Seluruh sekolah, lembaga, kantor dan pusat bisnis akan tetap tutup dan ujian sekolah ditunda. Para siswa dan peserta pelatihan yang tinggal di asrama diminta untuk mematuhi protokol Covid-19.
Bhutan juga melakukan tes Covid-19 dan pemantauan di pintu masuk dan menutup bandara internasional satu-satunya di Paro. Penerbangan hanya diperuntukkan untuk mengangkut orang-orang untuk direpatriasi ke negara mereka.
Kasus terbaru ini menjadikan negara kerajaan di puncak Himalaya mencatat 113 kasus virus corona. Meski begitu, Bhutan tetap menjadi negara terendah kasus virus corona di Asia Selatan dan sejauh ini tidak ada kematian.
Negara kecil ini mendapatkan penghasilan terbesar dari industri pariwisata. Dalam lima tahun terakhir, Bhutan menghasilkan pendapatan rata-rata US$ 80 juta per tahun.