TEMPO.CO, Jakarta - Bangladesh pada Minggu, 9 Agustus 2020, mengumumkan ada penambahan 10 korban tewas dalam musibah banjir bandang. Dengan begitu, total ada 184 korban tewas dalam banjir terburuk dalam sejarah Bangladesh.
Dikutip dari aa.com.tr, dari total 184 korban meninggal, sebanyak 155 orang tewas karena tenggelam, 16 orang tewas karena digigit ular dan 13 orang meninggal akibat tersambar petir. Musibah banjir bandang ini juga telah membuat lebih dari 33 ribu orang di Bangladesh terinfeksi penyakit yang disebabkan air kotor dan sekitar 11.375 orang di area terdampak banjir – terkena sakit diare.
Bangladesh direndam banjir di tengah upaya negara itu melawan virus corona. Sumber: Reuters
Beberapa ahli was-was sekitar 5 juta orang bisa terkena krisis pangan karena hampir separuh dari wilayah Bangladesh terendam banjir. Hujan lebat di negara bagian Assam, India, telah membuat aliran air yang sangat deras menuju ke Bangladesh. Musim hujan di Bangladesh biasanya dimulai pada Juni – September.
Bangladesh Water Development Board mengatakan situasi banjir di Bangladesh saat ini sudah membaik karena lembah gangga sudah diperbaiki dan ketinggian air di sebagian besar sungai sudah mulai surut.
Bagi Bangladesh, musibah banjir ini seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Bangladesh saat yang sama berjuang mengatasi pandemik virus corona, di mana pasien meninggal akibat virus ini sudah mencapai 3.400 orang dari 257 ribu kasus virus corona yang muncul.