TEMPO.CO, Jakarta - Tokyo bisa mendeklarasikan status darurat nasional jika wabah virus corona di Ibu Kota tersebut semakin memburuk. Peringatan itu disampaikan oleh Gubernur Tokyo Yuriko Koike pada Jumat, 31 Juli 2020, menyusul perdebatan bagaimana Tokyo seharusnya merespon kenaikan jumlah kasus virus corona.
Koike mengatakan ada penambahan 463 kasus virus corona. Dia pun memohon kepada masyarakat Tokyo agar mematuhi protokol kesehatan demi memperlambat penyebaran virus corona.
“Jika situasi memburuk, Tokyo akan berfikir menerbitkan status darurat nasional,” kata Koike, seperti dikutip dari reuters.com.
Seorang pria disemprot disinfektan asam hipoklorida untuk mencegah penularan virus corona ketika memasuki kedai minum Kichiri Shinjuku di Tokyo, Jepang, 19 Mei 2020.[REUTERS]
Menurut Koike, Tokyo saat ini memasuki libur musim panas, di mana masyarakat biasanya membuat rencana jalan-jalan atau acara. Namun sayangnya, musim panas tahun ini akan berbeda dari tahun sebelumnya karena masyarakat diimbau untuk tetap di rumah seperti libur Golden Week pada akhir April – awal Mei 2020.
Pemerintah daerah Tokyo telah mencabut status darurat nasional pada akhir Mei 2020. Wabah virus corona telah mendesak Pemerintah Jepang meminta warga menggunakan masker sebagai kebiasaan.
Jepang memiliki sistem kesehatan yang cukup baik dibanding negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Akan tetapi, wabah virus corona tetap saja membuat orang was-was khususnya setelah Pemerintah Jepang mempromosikan kampanye Go To Travel, yakni jalan-jalan bersubsidi yang ditujukan untuk menghidupkan pariwisata dalam negeri.