Sementara Tim Medis dari CCM, memastikan diri hendak bertugas di Peshawar selama sebulan sepanjang Nopember ini. Dokter Idrus Paturusi, Ketua Tim CCM mengatakan, tidak tertutup kemungkinan, kalau mereka diizinkan, juga akan memasuki Afganistan. Yang paling memungkinkan adalah bekerja di rumah sakit dekat Queta, kota di Pakistan yang berada di kawasan Afganistan.
Sebaiknya memang, tim dokter ini bekerja di rumah sakit, selain di kamp-kamp pengungsi, kata Idrus Paturusi. Tim yang terdiri dari delapan dokter ahli MERC dan lima aktivis CCM ini melalui Kedutaan Besar RI di Pakistan, tengah berusaha meminta izin Duta Besar Afganistan di Islamabad, untuk masuk memasuki negara yang tengah dilanda perang itu. Asosiasi dokter muslim Pakistan sudah menyatakan bersedia mencari jalan untuk kami,ujar Joserizal.
Kendati demikian, tampaknya tidak mudah bagi 13 orang dokter dari Indonesia ini untuk masuk ke Afganistan. Pasalnya, pemerintah Afganistan tidak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia, kendati rakyat dan pemerintah Taliban kabarnya sangat senang dengan dukungan pemerintah dan rakyat Indonesia dalam konflik menghadapi Amerika dan koalisinya.
Pemerintah Pakistan sendiri, menurut Menteri Urusan Kashmir dan Kawasan Perbatasan Abbas Sarfaraz Khan, hanya bisa membantu tim medis Indonesia yang hendak ke kawasan Pakistan. Selama mereka hanya bekerja di kamp pengungsi, silakan. Tapi tetapi harus melalui prosedur perizinan dan koordinasi dengan instansi terkait seperti Departemen Kesehatan Pakistan, kata Abbas Sarfaraz Khan kepada wartawan Indonesia seusai pembicaraan dengan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat M. Jusuf Kalla, di Islamabad Selasa (30/10) sore.
Menurut Abbas, saat ini terdapat lebih dari tiga juta pengungsi Afganistan yang berada di kawasan Pakistan. Sebanyak 3,2 juta di antaranya telah berada di Pakistan selama bertahun-tahun pergolakan di Afganistan, baik karena perang saudara maupun karena perang Mujahidin Afganistan melawan Uni Sovyet. Setelah tragedi 11 September di New York, sebanyak 45.000 pengungsi Afganistan kembali membanjiri perbatasan dan masuk ke Pakistan. Seluruh pengungsi yang datang belakangan ini, tidak resmi atau ilegal, kata Abbas.
Keterangan Abbas ini disampaikan seusai mewakili Pemerintah Pakistan untuk menerima secara resmi bantuan pemerintah Indonesia untuk pengungsi Afganistan. Bantuan ini dibawa oleh Menko Kesra Jusuf Kalla dengan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara. Sumbangan sebesar US$ 100.000, lima ton obat-obatan, dan 1.175 lembar selimut itu, diserahkan Jusuf Kalla setiba di Bandara Chakala Islamabad kepada wakil-wakil dari Palang Merah Internasional (ICRC), Komite Pengungsi Sedunia (UNHCR), Badan Pangan Sedunia (WFP).
Bantuan-bantuan ini bukan bersifat politis tapi emosional, kata Jusuf Kalla. Kita memang sedang susah, tapi rakyat Afganistan lebih susah lagi. Karena itu, jangan melihat jumlah bantuannya. Yang jelas pemerintah serius untuk sama-sama membantu rakyat Afganistan. Ini juga bagian dari jihad. Hari ini, Rabu 31 Oktober 2001 pukul 10 pagi waktu setempat, Jusuf Kalla dijadwalkan bertemu dengan Presiden Pakistan Perves Musharraf. Setelah itu, bersama rombongan Tim Medis, Jusuf Kalla akan meninjau kamp-kamp pengungsi Afganistan di Peshawar. (Tomi Lebang-TEMPO)