TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tersangka kasus penembakan Rayshard Brooks, Devin Brosnan, merasa tak berbuat salah dalam peristiwa berdarah tersebut. Ia mengaku sudah bekerja sesuai protokol Kepolisian Atlanta. Bahkan, Brosnan mengaku akan melakukan hal yang sama jika harus mengulang tragedi yang menimpa Brooks.
"Saya merasa sisi saya tidak begitu didengarkan. Mengingat kasus ini diproses dalam waktu begitu cepat, sulit bagi semua pihak untuk memahami fakta dan situasi kala itu," ujar Brosnan sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa, 23 Juni 2020.
Sebagaimana diketahui, Rayshard Brooks adalah warga kulit hitam asal Atlanta yang tewas ditembak oleh personil kepolisian setempat beberapa pekan lalu. Dua personil Kepolisian ditetapkan sebagai tersangka atas peristiwa itu yaitu Garrett Rolfe dan Devin Brosnan.
Dalam peristiwa berdarah yang terjadi di depan gerai Wendy's itu, Garrett Rolfe adalah polisi yang menembak Rayshard Brooks. Sementara itu, Brosnan adalah personil yang mencoba menahan Brooks sebelum ia mencoba kabur dan tewas ditembak oleh Garrett Rolfe.
Atas apa yang terjadi, Garret Rolfe dijerat dengan 11 pasal, termasuk pasal pembunuhan tidak terencana. Sementara itu, Devin Brosnan dijerat dengan pasal tindak pidana kekerasan karena sempat menahan Brooks dengan kakinya saat bergulat dengannya.
Brosnan mengaku kecewa dengan penetapannya sebagai tersangka. Ia berkata, dirinya terpaksa menahan tubuh Rayshard Brooks dengan kakinya agar ia tidak mencoba kabur. Selain itu, juga untuk melindungi dirinya.
Meski mengaku kecewa, Brosnan tetap berduka terhadap keluarga Rayshard Brooks. Kepda mereka, Brosnan mengatakan bahwa dia tidak mencoba menyakiti Rayshard Brooks, alih-alih mencoba membunuhnya.
"Ketika seseorang kehilangan nyawanya, jelas itu hal yang tidak saya inginkan. Saya tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh keluarga korban," ujar Brosnan mengakhiri.
ISTMAN MP | CNN