TEMPO.CO, Jakarta - Usai Facebook, giliran Twitter yang 'menegur' Trump soal postingannya di media sosial. Pada hari Kamis kemarin, Twitter memberikan peringatan pada Trump karena mengunggah video yang dianggap manipulatif, didesain untuk menjebak netizen.
Dikutip dari New York Times, postingan Trump yang disemprit oleh Twitter adalah video anak-anak berlarian yang diedit seolah-olah berasal dari CNN. Di video tersebut, seorang anak berkulit hitam lari ketakutan dari anak-anak berkulit putih di belakangnya. Di bumpernya, tertulis "Breaking News! Seorang anak lari ketakutan dari anak-anak yang rasis".
"Kebijakan perusahaan ini melarang penyebaran video, foto, atau audio yang telah diubah sedemikian rupa untuk menjebak pengguna Twitter atau menyebabkan masalah," ujar Twitter dalam keterangannya sebagaimana dikutip dari New York Times, Jumat, 19 Juni 2020.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 19, 2020
Video dari Trump tersebut, apabila ditonton hingga tuntas, tampak sengaja diunggah sebagai bentuk peringatan terhadap berita bohong. Sebab, di akhir video, diperlihatkan kedua anak-anak itu berpelukan dan muncul tulisan bahwa Amerika bukanlah dalang masalah rasisme, melainkan berita bohong dalangnya. Trump sendiri mengambil video itu dari akun kreator meme pendukungnya, CarpeDonktum.
Keputusan Twitter diduga berbagai pihak akan memanaskan kembali tensi antara Trump dengan media sosial. Bulan lalu, Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk menghapus perlindungan hukum terhadap media sosial. Dengan begitu, penyedia platform media sosial ikut bertanggung jawab secara hukum atas apa yang diunggah penggunanya.
Keputusan itu diambil Trump setelah Twitter memberikan label tak akurat pada postingannya. Kala itu, Trump menyebarkan tuduhan atau teori konspirasi bahwa mantan anggota kongres Republikan, Joe Scarborough, bertanggung jawas atas meninggalnya Lori Klausutis, stafnya.
Hingga berita ini ditulis, Gedung Putih belum memberikan tanggapan atas aksi Twitter. Sementara itu, Twitter sudah memberikan klarifikasi tambahan bahwa label peringatan pada postingan Trump lebih untuk memperjelas konteks. "Kami mengacu pada kebijakan manipulasi media," ujar Nicholas Pacilio, juru bicara Twitter.
ISTMAN MP | NEW YORK TIMES