TEMPO.CO, Jakarta - Patung jurnalis Italia terkenal Indro Montanelli telah dirusak oleh sekelompok orang dengan menuliskan kata "rasis" dan "pemerkosa" dan mengecatnya dengan warna merah.
Patung jurnalis yang terletak di taman kota Milan juga terancam dirobohkan setelah muncul petisi meminta patung itu dihancurkan.
Tidak diketahui siapa pelaku vandalisme dan pembuat petisi untuk merobohkan patung jurnalis yang pernah ikut berperang pada tahun 1935 hingga 1936 saat Italia berperang melawan Eritrea.
Montanelli mendapat tudingan rasis dan pemerkosa setelah dia membeli dan menikahi remaja Eritrea usia 12 tahun.
Saat diwawancara oleh jurnalis Italia dan aktivis Elvira Banotti, Montanelli mengatakan dia menikahi anak perempuan itu karena dia "membelinya". Ini tradisi yang umum terjadi di kalangan tentara Eritrea.
Namun Montanelli hingga akhir wawancara tidak secara tegas menjawab pertanyaan apakah dia memperkosa anak perempuan itu.
Jurnalis Montanelli meninggal tahun 2001.
Menanggapi petisi untuk merobohkan patung Montanelli, jaksa Alberto Nobili mengatakan kepada CCN bahwa kantornya terbuka untuk menyelidiki serangan terhadap patung itu.
Seseorang yang melakukan kejahatan seperti merusak patung itu akan didnde sebesar US$ 115 hingga US$ 1.125 dan hukuman penjara selama 15 bulan.
Wali kota Milan, Beppe Sala mengatakan pada hari Minggu, 14 Juni, bahwa Montanelli merupakan jurnalis hebat yang berjuang untuk kemerdekaan pers. Sehingga patung itu harus tetap berdiri di sana.
Sementara Ketua Yayasan Bassi Montanelli, Alberto Malvoti yang mengkonservasi warisan jurnalis itu mengatakan upaya merobohkan patung merupakan bentuk serangan pada memori jurnalis Italia yang paling terkenal dan dihargai di abad 20 dan juga penghinaan terhadap kota Milan.