TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk pertama kali mengeluarkan pernyataan keras atas ancaman pengunjuk rasa Black Lives Matter untuk merobohkan patung Winston Churchill sebagai tindakan tidak masuk akan dan memalukan.
"Ini tidak masuk akal dan memalukan bahwa monumen nasional ini beresiko diserang para pengunjuk rasa hari ini," kata Johnson melalui Twitter, sebagaimana dilaporkan Reuters, Jumat, 12 Juni 2020.
"Kita tidak dapat berusaha mengedit atau menyensor masa lalu kita. Kita tidak dapat berpura-pura memiliki sejarah berbeda," ujarnya.
Johnson merupakan pemuja dan penulis buku biografi Churchill, perdana menteri Inggris saat Perang Dunia II terjadi. Churchill merupakan pemimpin berpengaruh di Eropa saat itu.
Beberapa orang dekatnya mengatakan Johnson ingin meniru kepemimpinan Churchill.
"Ya, dia beberapa kali membuat pernyataan yang tidak dapat kita terima hari ini, namun dia pahlawan, dan dia sepenuhnya layak dikenang," kata Johnson.
Sejumlah aktivis Black Lives Matter kemarin membahas untuk merobohkan patung Churchill yang berlokasi di halaman parlemen Inggris.
Akhir pekan lalu, pengunjuk rasa anti rasisme sambil membawa sejumlah brosur sempat mencoret patung Winston Churchill dengan kata "Dulu Rasis."