TEMPO.CO, Jakarta - Makin derasnya kritikan yang ditujukan kepadanya, terutama soal Corona, membuat Presiden Brazil Jair Bolsonaro kelimpungan. Untuk menangani hal tersebut, Ia membangkitkan kembali Kementerian Komunikasi yang sempat dibubarkan.
"Kementerian baru tersebut akan dikepalai oleh rekan politik Bolsonaro, Fabio Faria, serta Silvio Santos, pemilik jaringan televisi terbesar ketiga di Brazil," sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 11 Juni 2020.
Kementerian Komunikasi Brazil dibubarkan pada tahun 2016 lalu sebelum Bolsonaro menjabat sebagai presiden. Kala itu, pembubaran Kementerian Komunikasi merupakan bagian dari perampingan birokrasi di mana fungsinya dijadikan satu dengan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Untuk membangkitkan kembali Kementerian Komunikasi, Bolsonaro akan mengeluarkan surat perintah untuk itu. Bolsonaro berkata, surat perintah itu masih dipersiapkan.
Begitu Kementeria Komunikasi itu terbentuk, fungsi kantor press kepresidenan akan dijadikan satu dengannya. Selain itu, anggaran advertising senilai US$ 27 juta juga akan diberikan kepada kementerian tersebut.
"Kementerian ini juga akan memiliki tugas untuk privatisasi stasiun radio dan televisi Brazil, EBC. Akan lebih efisien jika EBC berada di tangan swasta," ujar Bolsonaro, dikutip dari Reuters.
Berbagai pihak menduga pembentukan kembali Kementerian Komunikasi ini adalah bagian dari rencana Bolsonaro untuk menghindari pemakzulan. Apalagi mulai banyak politisi menentangnya karena ketidakberhasilannya mengendaikan ataupun mengkomunikasikan situasi pandemi virus Corona. Mahkamah Agung pun mulai membidik lingkaran dekat Bolsonaro karena berbagai perkara mulai dari korupsi hingga penyebaran berita bohong.
ISTMAN MP | REUTERS