TEMPO.CO, Jakarta - Singapura berencana melonggarkan aturan yang diberlakukan untuk menekan penyebaran virus corona. Jika tidak ada aral melintang, kurang dari sebulan lagi restoran dan pengelola jasa spa di mal-mal sudah bisa beroperasi lagi.
Dalam sebuah acara konferensi pers Kamis, 28 Mei 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Singapura menjelaskan negara itu mungkin bisa masuk Tahap II dan membuka kembali hampir sebagian besar aktivitas perekonomian dalam beberapa pekan ke depan. Menteri Pengembangan Nasional Singapura yang juga Kepala Gugus Tugas Penanganan virus corona meyakinkan pelonggaran aturan bagaimana pun masih tergantung pada hasil di tahap I.
“Kami masih akan terus memantau situasi, khususnya dalam dua pekan pertama di Juni nanti. Jika angka infeksi virus corona di masyarakat dalam dua pekan itu masih rendah dan stabil, maka pada pertengahan Juni kami mungkin akan memutuskan untuk mengambil langkah ke Tahap II,” kata Wong, seperti dikutip dari asiaone.com.
Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo memantau kamar asrama pekerja migran yang dijadikan sebagai klaster Corona di Singapura, 15 Mei 2020. Setidaknya saat ini ada 24.671 kasus infeksi Covid-19 di Singapura, salah satu yang tertinggi di Asia, di mana sebagian besar penularan berada di asrama-asrama pekerja migran. REUTERS/Edgar Su
Pada Tahap II, masyarakat Singapura akan diizinkan melakukan aktivitas lebih banyak, diantaranya toko-toko boleh buka, restoran boleh melayani tamu yang makan di tempat, layanan kesehatan pribadi dan sector jasa lainnya juga boleh beroperasi lagi.
Fasilitas olahraga dan tempat-tempat umum seperti stadion dan kolam renang pada Tahap II nanti akan bisa beroprasi kembali. Acara kumpul-kumpul sampai lima orang diperbolehkan, masyarakat juga boleh menerima tamu sampai lima orang per hari. Namun masyarakat akan tetap disarankan untuk memakai masker.
Situs english.kyodonews.net menulis Singapura memutuskan untuk terus mengisolasi semua pasien virus corona sampai akhir pekan ketiga Juni 2020 sebagai langkah pencegahan. Mereka yang sudah sembuh dari virus corona, masih akan diminta beristirahat – melakukan pemulihan dan baru bisa kembali bekerja setelah hari ke-28 sembuh dari virus corona.
“Apa yang akan kami lakukan saat ini mengurangi jumlah orang yang dites virus corona agar bisa fokus merawat pasien-pasien yang ada di rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga mereka bisa pulang ke rumah,” kata Kenneth Mak, Direktur Layanan Medis Singapura.
Singapura sejauh ini sudah melakukan 330 ribu tes virus corona atau lebih dari 58 ribu tes per 1 juta populasi. Rencananya untuk tes virus corona di kalangan pekerja migran yang tinggal di asrama-asrama masih akan tetap dilanjutkan.