TEMPO.CO, Jakarta - Militer Afghanistan mengklaim berhasil memukul mundur pasukan pemberontak, Taliban, di kota Kunduz. Hal tersebut menyusul sejumlah aksi teror yang dilakukan Taliban sejak pekan lalu, mulai dari serangan bom di pemakaman hingga penembakan di rumah sakit ibu dan anak.
"Dengan bantuan dari angkatan udara, serangan Taliban berhasil dihentikan. Sebelas anggota Taliban tewas dan delapan luka-luka," berdasarkan keterangan pers Militer Afghanistan, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 19 Mei 2020.
Beberapa bulan terakhir, ketegangan antara Taliban dan Afghanistan memang meningkat. Ironisnya, hal itu justru terjadi usai keduanya terlibat dalam kesepakatan damai yang mengikutkan Amerika. Dalam kesepakatan damai itu, semua pihak berjanji untuk mengurangi aktivitas kekerasan. Namun, hal itu gagal tercapai karena aktivitas kekerasan masih saja terjadi.
Puncak ketegangan mereka terjadi pekan lalu saat serangan teror terjadi Nangahar, Dashti Barchi, dan Ghazni. Serangan yang memakan puluhan korban jiwa itu membuat Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, memerintahkan militer untuk masuk ke posisi menyerang Taliban.
Taliban mengklaim tidak terlibat dalam serangan teror di Dashti Barchi (Kabul) dan Nangahar. Namun, mereka membenarkan bahwa serangan di Ghazni adalah ulah mereka. Ghani tidak mempercayai klaim tersebut dan tetap menuduh Taliban serta ISIS sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas serangan teror akhir-akhir ini.
Merespon tindakan Ghani, Taliban telah mengatakan bahwa akan membalas serangan apapun yang mereka terima. Taliban bahkan mengatakan bahwa jika kesepakatan damai pada akhirnya gagal, hal itu bukan karena salah Taliban tetapi salah Afghanistan.
Kunduz menjadi lokasi terbaru dari konflik Afghanistan dan Taliban. Disampaikan oleh militer Afghanistan, baku tembak terjadi karena Taliban mencoba mengambil alih pos militer Afghanistan di sana. Pada tahun 2015 dan 2016, Taliban berhasil melakukan hal tersebut sebelum diambil alih kembali oleh Afghanistan.
Hingga berita ini ditulis, Taliban telah melakukan 3800 serangan yang menewaskan 420 dan melukai 906 warga sejak meneken kesepakatan damai dengan Amerika dan Afghanistan.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA