TEMPO.CO, Ghazni – Kelompok Taliban meledakkan bom mobil di dekat kantor intelijen Afganistan di Provinsi Ghazni pada Senin, 18 Mei 2020.
Serangan bom ini menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai sekitar 40 orang lainnya.
Bom ini menandai rangkaian tindak kekerasan terbaru yang terjadi di sejumlah lokasi di Afganistan baru-baru ini.
Ledakan bom ini juga terjadi pasca penandatanganan perjanjian damai antara pemerintah Amerika Serikat dan Taliban pada Februari.
“Serangan bom mobil menyasar markas pasukan Keamanan Nasional atau NDS pada sekitar pukul 4.30 pagi,” kata seorang polisi seperti dilansir Reuters pada Senin, 18 Mei 2020.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan anggotanya bertanggung jawab atas serangan di Ghazni.
Provinsi ini kerap menjadi target serangan kelompok Taliban baik terhadap pasukan Afgan atau pasukan asing.
Serangan juga terjadi pada pekan lalu menggunakan bom truk di Provinsi Paktia.
Serangan itu menewaskan lima orang sipil, dan melukai 40 orang lainnya termasuk enam tentara.
Pemerintah AS dan Taliban, seperti dilansir Aljazeera, telah mencapai kesepakatan damai. Taliban juga menuntut pembebasan anggotanya yang ditahan pemerintah Afganistan.
Namun, Taliban menolak bernegosiasi dengan pemerintah Afganistan, yang menurutnya tidak sah karena menggulingkan kekuasaannya pada awal 2000 saat invasi AS terjadi.