TEMPO.CO, Hong Kong – Dewan legislatif Hong Kong terlibat dalam konflik fisik untuk kedua kalinya pada bulan ini setelah anggota Dewan pro-Beijing menguasai sejumlah komite kunci.
Ini bakal memuluskan pembahasan rancangan undang-undang yang berisi ketentuan hukuman pidana bagi orang yang menyalahgunakan lagu nasional Cina di Hong Kong.
Sejumlah anggota legislatif pro-Demokrasi menyerang petugas keamanan yang mengelilingi legislator Chan Kin-Por.
Chan merupakan ketua dari pertemuan yang membahas keberatan prosedural oleh oposisi.
“Petugas keamanan menggiring keluar sejumlah anggota legislator ke luar dari ruang rapat. Beberapa diantara anggota legislator itu terlihat menendang dan berteriak,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 18 Mei 2020.
Sejumlah anggota legislator lainnya naik ke atas kursi dan berusaha menduduki kursi ketua rapat namun berhasil dihalau.
Legislator dari Partai Demokrat menyuarakan yel-yel “permainan kotor” dan membawa plakat bertuliskan “CCP (Partai Komunis Cina) menginjak legislasi HK”.
Legislator oposisi Ted Hui berteriak bahwa pertemuan itu ilegal.
Meski terjadi protes, Chan menggelar pemungutan suara atau voting untuk memilih ketua komite, yang dimenangkan legislator pro-Beijing Starry Lee.
Kelompok Lee mengecam kerusuhan ini dan bertekad akan terus membahas dan mengesahkan RUU Lagu Kebangsaan ini.
“Sangat menyedihkan melihat dewan legislatif turun ke level perilaku seperti ini,” kata Martin Liao, anggota parlemen pro-Beijing.
Beijing menuding legislator pro-demokrasi di bekas koloni Inggris ini berusaha mencegah pengesahan rancangan-rancangan undang.
Hong Kong mengalami krisis politik parah sejak pertengahan 2019 saat warga menolak pengesahan rancangan undang-undang ekstradisi.
Warga melanjutkan demonstrasi ini dengan memperluas tuntutan penerapan demokrasi berskala luas di Hong Kong. Mereka menuding Beijing berusaha menekan kebebasan berpendapat dan demokrasi di Hong Kong seperti dilansir Channel News Asia.