TEMPO.CO, London – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, bakal meminta pendapat para ilmuwan sebelum membuat kebijakan lanjutan penanganan wabah virus Corona.
Pemerintah Inggris akan mengkaji ulang semua langkah penanganan wabah virus Corona atau Covid-19, yang telah diterapkan selama enam pekan terakhir pada pekan ini.
“Pemerintah akan membuat kebijakan lanjutan soal penerapan lockdown yang telah membuat perekonomian terhenti dan membuat jutaan orang tinggal di rumah,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 5 Mei 2020.
Pemerintah Inggris ingin kebijakan lanjutan penanganan wabah virus Corona bisa tepat sasaran.
“Kami akan mempertimbangkan semua bukti lapangan dan memastikan semua langkah ke depan terkomunikasikan dengan baik kepada publik,” begitu pernyataan dari juru bicara pemerintah.
Saat ini, pemerintah sedang mengkaji opsi pelonggaran pembatasan kegiatan publik di sejumlah area.
Namun, ada pembatasan yang bakal diperketat di sejumlah area lainnya.
“Setelah kami memiliki bukti ilmiah soal ini dan menyelesaikan proses kajiannya, kami akan tahu apa kebijakan yang dibutuhkan ke depan,” kata juru bicara dari kantor PM.
Ada rencana untuk kembali mengizinkan perusahaan beroperasi dengan mengikuti panduan. Misalnya, panduan mengenai jarak antar pegawai, dan jam kerja. Pemerintah juga mempertimbangkan pelonggaran kegiatan sosial.
Pemerintah Inggris melibatkan serikat pekerja untuk merumuskan aturan soal kegiatan perusahaan. “Ini agar para pekerja di Inggris bisa merasa percaya dan kembali bekerja dalam lingkungan yang aman,” kata juru bicara ini terkait penanganan wabah virus Corona.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan jumlah korban terinfeksi virus Corona di Inggris mencapai sekitar 196 ribu orang dengan jumlah korban meninggal mencapai sekitar 30 ribu orang.
Saat ini, jumlah korban terinfeksi secara global mencapai sekitar 3.7 juta orang dengan 257 ribu orang meninggal dunia di 185 negara. Sebanyak sekitar 1.2 juta orang berhasil sembuh dari infeksi virus Corona setelah menjalani pengobatan medis di rumah sakit.