TEMPO.CO, Silicon Valley - Konglomerat Silicon Valley, Elon Musk dan Mark Zuckerberg berbeda pendapat soal penerapan lockdown untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona.
Lockdown ditempuh sejumlah negara seperti Cina, Spanyol dan Italia dengan melarang aktivitas sosial dan ekonomi warga serta meminta masyarakat tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus Corona.
Zuckerberg mendukung penerapan lockdown sementara Musk mengecamnya dan menyebutnya sebagai anti-demokrasi.
“Ini tidak demokratis. Ini bukan kebebasan. Berikan masyarakat kebebasannya kembali,” kata Musk dalam pernyataan kepada para analis saat konferensi telepon mengenai laba perusahaan mobil listrik Tesla Inc. seperti dilansir Reuters pada Kamis, 30 April 2020.
Namun secara terpisah, Zuckerberg mengatakan pelonggaran lockdwon memprihatinkan. Ini bisa menyebabkan kejatuhan ekonomi lebih lama dari yang diperkirakan masyarakat.
“Saya merasa khawatir pembukaan kota tertentu terlalu cepat sebelum tingkat infeksi turun ke level sangat minim akan menjamin terjadinya wabah baru di masa depan dan dampak ekonomi dan kesehatan lebih lama,” kata Zuckerberg dalam konferensi telepon mengenai kinerja perusahaan.
Facebook dan Tesla sama-sama memiliki basis di San Fransisco Bay Area, yang berjuang untuk memperlambat penyebaran virus Corona.
Ada tujuh daerah di San Fransisco Bay yang menerapkan perintah shelter in place atau karantina di rumah sebelum negara bagian California menerapkannya secara massal.
Manajemen Tesla sempat menolak perintah penutupan fasilitas pabrik untuk mencegah penyebaran virus Corona terhadap para pekerjanya.
Tesla melaporkan kinerja untung untuk kwartal ketiga berturut-turut. Sedangkan Facebook melaporkan jumlah pengguna naik pesat pada kwartal pertama karena merebaknya lockdown di sejumlah negara. Namun, pendapat perusahaan justru anjlok pada Maret terkait wabah virus Corona.