TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja Amerika Serikat pada Kamis, 16 April 2020, mengungkap data mingguan jumlah pengangguran di negara itu hingga 4 April 2020 lebih dari 6 juta orang. Beberapa ekonom memprediksi bakal ada tambahan 5,4 juta warga Amerika yang mengajukan permohonan bantuan untuk pengangguran sehingga diperkirakan lebih dari 22 juta pengangguran di Amerika dalam tempo sebulan.
Dikutip dari rt.com, saat ini di Amerika Serikat ada gelombang pengajuan klaim asuransi pengangguran. Undang-undang The Cares sudah diperluas sehingga para wiraswasta dan kontraktor independen juga bisa mengajukan permohonan bantuan.
Sebagian besar para pengangguran itu adalah mereka yang bekerja di restoran dan gerai minuman.
“Ketika kami yakin besarnya kenaikan klaim (asuransi pengangguran) sudah melewati puncaknya, jumlah kumulatif masih meningkat, yang mungkin bisa mencapai 25 juta orang dalam beberapa pekan ke depan,” kata ekonomi dari Morgan Stanley, Jan Kozak.
Pedagang saham dari TradeMas Inc.bekerja dari rumah setelah New York Stock Exchange (NYSE) ditutup usai meluasnya pandemik virus corona atau Covid-19 di New York City, 26 Maret 2020. Pasien positif di Amerika Serikat mencapai 82.179 orang.REUTERS/Brendan McDermid
Akan tetapi ada pula, sejumlah ekonom yang memproyeksi jumlah orang yang mengklaim asuransi pengangguran mulai menurun dalam beberapa Minggu ke depan.
Menurut Lewis Alexander, ekonom dari Nomura, ada sejumlah bukti di beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang memberlakukan lockdown lebih cepat, terlihat jumlah orang mengklaim asuransi pengangguran mulai mengendor, seperti Pennsylvania, California, New York. Akan tetapi, ini masih diimbangi dengan negara bagian yang melakukan lockdown baru belakangan ini (virginia dan Georgia).
Lebih dari 2 juta kasus virus corona terkonfirmasi di dunia dan ada lebih dari 137 ribu kasus virus corona berakhir dengan kematian total dari seluruh dunia. Salah satu negara yang paling terpukul adalah Amerika Serikat dengan 639 ribu orang terinfeksi virus corona dan lebih dari 30 ribu kematian. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan penyebaran COVID-19 di negaranya sudah melewati puncaknya.