TEMPO.CO, Jakarta - Kota Zhuhai telah menjadi kota kedua di Cina yang melarang warganya mengkonsumsi daging anjing dan kucing menyusul penyebaran virus corona. Zhuhai adalah kota yang berpenduduk 1,7 juta jiwa dan berbatasan dengan Makau.
Dalam aturan yang disorongkan Pemerintah daerah Zhuhai disebut anjing seharusnya menjadi hewan pendamping.
Festival Yulin di Cina, dimana daging anjing di konsumsi. Sumber: No To Dog Meat/mirror.co.uk
Sebelumnya Pemerintah daerah Shenzhen melarang konsumsi daging anjing dan kucing per 1 Mei 2020. Shenzhen telah menjadi kota pertama di Cina yang menerbitkan larangan seperti itu berkaca pada penyebaran virus corona, yang diduga ditularkan dari hewan liar ke manusia.
Pemerintah daerah Zhuhai akan menjatuhkan denda bagi siapa saja yang melanggar larangan makan daging anjing atau kucing ini. Besarnya uang denda sampai 20 kali lipat dari harga daging yang dibeli tersebut. Larangan mengkonsumsi daging anjing dan kucing juga bagian dari Gerakan untuk menghentikan jual-beli hewan liar.
Otoritas di Kota Zhuhai sudah melarang semua restoran, hotel dan petani menjual daging hewan-hewan eksotik. Sebelumnya dalam dokumen tertanggal 8 April menyebut anjing adalah hewan pendamping yang tidak cocok dibesarkan sebagai hewan ternak.
Jika aturan ini diikuti oleh pemerintah daerah di penjuru Cina, maka sekitar 10 juta ekor anjing yang disembelih di negara itu setiap tahun, bisa terhindari dari takdir seperti itu. Ribuan anjing diduga disembelih, dikuliti dan di masak dengan obor melalui acara makan daging yang penuh kontroversi.