TEMPO.CO, Jakarta - Anjloknya perjalanan udara karena penyebaran COVID-19 telah membuat beberapa konsumen Boeing membatalkan order pembelian pesawat. Kondisi ini membuat Boeing semakin terseok-seok setelah krisis pesawat 737 MAX.
Produsen pesawat asal Amerika itu mengatakan ada 150 order pesanan pesawat 737 MAX yang dibatalkan pada Maret 2020. Maskapai asal Brazil, Gol, membatalkan 34 pesanan untuk jenis pesawat berbadan ramping, sedangkan perusahaan leasing Avolon menyudahi order 75 pesawat.
Sebelumnya pada Februari 2020, Boeing juga dilaporkan mengalami pembatalan pembelian 41 pesawat.
“Kami memantau dengan ketat bersama para konsumen kami. Banyak dari mereka menghadapi tekanan keuangan, mereka pun mengevaluasi pesawat-pesawat mereka dan membuat penyesuaian yang diperlukan,” tulis Boeing, seperti dikutip dari rt.com.
Boeing 737-Max T'way Air.[The Korea Times]
Sebelum pandemik virus corona mewabah hampir diseluruh negara di dunia, pesawat buatan Boeing tipe 737 MAX dalam tempo satu tahun mengalami dua kali kecelakaan, menewaskan 346 penumpang dan awak pesawat di dalamnya. Kecelakaan pertama dan kedua hanya berjarak enam bulan. Boeing tertatih menemukan sistem keamanan yang disalahkan dalam dua kecelakaan ini.
Analis bidang industri udara dari Teal Group, Richard Aboulafia, mengatakan bukan hal yang mengejutkan ada banyak order pesawat yang dibatalkan. Sebab krisis saat ini lebih serius bagi Boeing ketimbang mendapatkan kembali izin pesawat tipe 737 MAX agar bisa terbang lagi.
“Jumlah yang tidak menyenangkan ini (pembatalan pembelian) belum ada apa-apanya karena kenyataannya lebih buruk,” kata Aboulafia, yang menambahkan Boeing masih memiliki pesanan ribuan pesawat yang belum dirakitnya.
Aboulafia mencatat risiko terbesar yang mungkin dihadapi Boeing adalah penundaan pengiriman pesawat-pesawat pesanan itu hingga pasar perjalanan dunia membaik, yang mungkin bisa memakan waktu sampai bertahun-tahun.