TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Irlandia Utara bakal menerapkan lockdown yang lebih ketat dibandingkan Inggris untuk mengatasi penyebaran wabah virus Corona.
Otoritas Irlandia Utara bakal mengenakan sanksi berupa peringatan hingga denda sebanyak 5.000 poundsterling atau sekitar Rp 100 juta bagi yang melanggar.
Irlandia Utara melarang setiap warga meninggalkan rumah tanpa alasan yang kuat.
Jumlah korban tewas akibat infeksi virus Corona di negara ini bertambah dua orang menjadi 15 orang pada Sabtu, 28 Maret 2020. Sementara 324 orang dinyatakan positif virus Corona seperti diumumkan Lembaga Kesehatan Publik atau PHA.
"Ini adalah wewenang luar biasa pemerintah untuk digunakan pada masa darurat," kata Arlene Foster, Menteri Pertama Irlandia Utara, pada Sabtu, 28 Maret 2020 seperti dikutip dari Reuters.
Foster mengatakan pemerintah meminta warga untuk membuat perubahan besar dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Menurut dia, pemerintah menginstruksikan setiap orang yang bisa bekerja di rumah agar bekerja dari rumah.
Perusahaan tidak bisa mewajibkan pegawai untuk datang bekerja jika memungkinkan untuk bekerja di rumah. "Kami paham permintaan ini berdampak besar bagi kehidupan publik tapi ini sepadan dengan ancaman yang kita semua hadapi yaitu virus mematikan ini. Tidak ada yang memiliki kekebalan terhadap virus ini," kata Foster.
Secara terpisah, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta warga untuk tinggal di rumah. Dia mengatakan gejala infeksi virus Corona yang dideritanya sejak beberapa hari relatif ringan. Ini membuat Boris Johnson tetap memimpin pemerintahan untuk menangani krisis virus Corona, yang telah menewaskan sekitar 30 ribu orang dan menginfeksi lebih dari 650 ribu di 200 negara. Sementara sekitar 137 ribu orang dinyatakan sembuh.
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, juga terdiagnosa positif terinfeksi virus Corona. Dia juga bekerja dari rumah dalam karantina diri. "Kita membuat persiapan yang benar. Semakin kita ikuti aturan maka akan lebih sedikit jiwa yang hilang dan kehidupan akan kembali normal," kata Johnson.
Hingga Sabtu, Inggris melaporkan terjadi 17.089 kasus infeksi virus Corona, sementara sebanyak 1.019 orang meninggal. Pemerintah memprediksi Inggris bakal mencapai titik puncak wabah ini dalam beberapa pekan. Oleh karena itu, pemerintah Inggris menyiapkan sejumlah rumah sakit lapangan darurat di sejumlah kota untuk menambah kapasitas penanganan korban infeksi virus Corona.