TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan otoritas berwenang akan mengambil langkah hukum menghadapi masyarakat Israel yang melanggar aturan Kementerian Kesehatan dengan masih ke luar rumah untuk hal yang tidak mendesak. Imbauan agar tetap berada di rumah ditujukan untuk menekan penyebaran virus corona.
“Kemarin saya sudah meminta Anda untuk mendengarkan arahan-arahan dari Kementerian Kesehatan dan tinggal di rumah. Pemerintah akan menyetujui aturan darurat demi membatasi pergerakan. Ini bukan sebuah permintaan, tapi ini sebuah rekomendasi, persyaratan mengikat akan dilakukan,” kata Netanyahu, seperti dikutip dari timesofisrael.com
Suasana sepi sebuah mall setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menutup area publik setelah semakin mluasnya pandemik virus corona atau Covid-19 di Tel Aviv, Israel, 15 Maret 2020. REUTERS/Nir Elias
Menurut Netanyahu, aturan mandatori itu harus berlaku efektif secepatnya setelah mendapat persetujuan pada Kamis malam dan Jumat, 20 Maret 2020. Aturan ini untuk sementara akan berlaku untuk periode tujuh hari ke depan.
“Tujuan dari instruksi – instruksi ini adalah untuk memastikan semakin sedikit orang yang terinfeksi virus corona,” kata Netanyahu.
Dia menyadari langkah seperti ini tidak pernah dilakukan Pemerintah Israel sejak Negara Bintang Daud itu didirikan. Namun Israel juga belum pernah menghadapi wabah seperti virus corona ini sebelumnya.
Belum ada informasi hukuman seperti apa yang akan diterima bagi mereka yang melanggar aturan Kementerian Kesehatan Israel, yang diumumkan pada Selasa, 17 Maret 2020.
Diantara aturan Kementerian Kesehatan Israel itu, masyarakat hanya boleh ke luar rumah untuk bekerja lalu pulang ke rumah, membeli bahan makanan atau bahan kebutuhan pokok lain, berobat, olahraga yang diikuti tidak lebih dari lima orang, beribadah dan menghadiri acara resepsi pernikahan atau pemakaman.
Selama menjalani aktivitas itu, masyarakat diminta untuk jaga jarak sekitar dua meter. Tidak diperbolehkan ada dua orang dalam satu mobil saat yang bersamaan, kecuali mereka tinggal di satu rumah yang sama.
Per Kamis, 19 Maret 2020, ada 677 kasus baru virus corona yang terkonfirmasi di Israel. Belum ada korban meninggal di Negara Bintang Daud itu karena COVID-19, namun ada enam pasien dalam kondisi kritis saat ini.