TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Iran Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, akan memberikan pengampunan kepada 10 ribu tahanan termasuk tahanan politik untuk memperingati hari tahun baru Iran, yang akan diperingati pada Jumat. 20 Maret 2020.
“Mereka yang mendapat pengampunan akan keluar dari penjara. Hampir separuh narapidana yang terkait dengan keamanan, juga akan diberikan pengampunan,” kata Juru bicara Lembaga Kehakiman Iran, Gholamhossein Esmaili, seperti dikutip dari uk.reuters.com.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan pidato selama pertemuan di Teheran, Iran, 8 Januari 2020. Khamenei mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan rudal Teheran pada target AS di Irak adalah "tamparan pada wajah" Amerika Serikat.[Situs web / Handout resmi Khamenei via REUTERS]
Sebelumya pada Selasa, 17 Maret 2020, Esmaili mengatakan Iran telah memberikan pembebasan bersyarat sementara pada sekitar 85 ribu tahanan dari penjara, termasuk tahanan politik atau tapol. Pembebasan itu atas dasar kemanusiaan terkait penyebaran virus corona.
“Para tahanan itu sekarang tidak perlu lagi kembali ke penjara setelah mendapat pengampunan dari Pemimpin Tertinggi Iran,” kata Esmaili.
Pembebasan tahanan sebanyak ini belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka yang mendapat pengampunan termasuk para tahanan yang mendapat hukuman kurang dari lima tahun. Tidak disebutkan oleh Esmaili apakah diantara para tahanan yang dibebaskan itu apakah termasuk tenaga relawan keturunan Iran-Inggris, Nazanin Zaghari-Ratcliffe.
Iran sebelumnya mengatakan saat ini ada total 189.500 tahanan di negara itu. Diantara mereka yang ditahan itu, diyakini adalah ratusan orang yang berunjuk rasa menentang pemerintah Iran pada November 2019
Penyebaran virus corona di Iran yang sangat tinggi telah memunculkan seruan dari PBB dan Amerika Serikat agar Iran membebaskan para tahanan politik, termasuk mereka yang punya dua kewarganegaraan atau WNA. Penjara Iran yang sudah penuh, bisa dengan mudah menyebarkan penyakit.
Washington memperingatkan Iran akan meminta pertanggung jawaban Tehran secara langsung jika ada tahanan warga negara Amerika Serikat yang meninggal di penjara. Garda Revolusi Iran diduga telah menahan puluhan tahanan dua kewarganegaraan dan WNA dalam beberapa tahun terakhir, diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Austria, Prancis, Swedia, Belanda dan Lebanon.
Iran menyangkal telah menahan mereka karena alasan politik. Namun mereka ditahan umumnya karena dugaan mata-mata.