TEMPO Interaktif, Paris:Rusia diminta segera menarik pasukannya dari pelabuhan di Georgia. Imbauan itu dilontarkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang menjadi broker gencatan senjata antara kedua negara yang tengah bersengketa tersebut.
Untuk memaksimalkan tujuannya Sarkozy sengaja menelpon Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Ia sempat senang ketika pasukan Rusia mundur, tapi kembali berang melihat pasukan masih bertahan di Poti dan Senaki, Selatan Georgia.
Militer Rusia mengatakan bahwa mereka tetap berencana menaruh pasukannya di Poti. Poti adalah pangakala udara utama yang berada di Georgia.
Untuk meredakan situasi, Presiden Rusia Dmitry Medvedev tegah mendiskuksikan poin kelima dari enam poin perjanjian gencatan senjata. Poin itu menyebutkan pasukan Rusia harus kembali ke wilayah sebelum konflik terjadi. Tapi mereka bersikeras menempatkan pasukan perdamaian untuk menjamin keamanan.
Seperti diberitakan BBC, Minggu (24/8), perjanjian yang ditengahi Sarkozy bersifat samar-samar.
Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris mengakan Rusia berencana mempertahankan 2,600 orang tentara perdamaiannya di daerah penyangga sekitar Ossetia Selatan.
Melihat tentara Rusia masih bercokol di wilayahnya, penduduk Georgia sempat mengadakan demonstrasi di luar Poti.
Bagus Wijanarko | BBC