TEMPO.CO, Jakarta - Ulama ISIS yang ditangkap tim SWAT Irak di Mosul, Provinsi Nineveh, Irak pada Kamis malam diyakini sebagai orang yang mendukung penghancuran situs bersejarah di Mosul, termasuk Makam Nabi Yunus.
Shifa al-Nima ditangkap di tempat persembunyiannya oleh tim pasukan elit polisi. Dia adalah figur ISIS yang ditangkap dalam beberapa bulan terakhir.
Penangkapannya dilaporkan oleh Jerusalem Post pada 17 Januari 2020. Yang mengejutkan, dia ditangkap dalam kondisi sangat gemuk. Berat badannya dilaporkan sampai 136 kilogram saat dikeluarkan dari tempat persembunyiannya. Dia ditangkap di lingkungan Mansur di Mosul barat, yang disebut "sisi kanan" kota karena berada di tepi kanan sungai Tigris.
Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan bagaimana dia harus dibawa di belakang lori karena tubuhnya tidak bisa dimasukkan ke mobil polisi.
Menurut polisi Irak, "mufti" ini adalah seorang pengkhotbah terkenal yang menyebarkan ekstremisme di masjid-masjid terhadap pasukan keamanan dan menghasut atas nama ISIS.
"Dia dianggap sebagai salah satu pemimpin utama ISIS dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan fatwa yang mengarah pada pembunuhan para ulama dan ulama," kata polisi Irak.
Latest photos for #ISIS Mufti. He was the strongest supporter of demolishing Mosul heritage. He used to give the Friday Sermon in my neighborhood. He cheered up in the very Friday after the blowing of Prophet Jonah Mosque in the early days of their invasion.
— Ali Y. Al-Baroodi (@AliBaroodi) January 16, 2020
Social media https://t.co/VWOCR4nmJE pic.twitter.com/zGYoVSuAaF
Nima juga mengeluarkan fatwa untuk mengebom makam Nabi Yunus di Mosul, sebuah situs budaya kuno, yang dihancurkan ISIS pada Juli 2014.
Kompleks makam Nabi Yunus dibangun di atas situs pemakaman nabi yang dikenal dalam Al-Quran sebagai Yunus dan dalam Alkitab sebagai Jonah, yang menjadi situs ziarah dari seluruh dunia.
Dikutip dari The Sun, pada Juli 2014, berminggu-minggu setelah menduduki Mosul dan sebagian besar wilayah jantung Arab Sunni Irak, militan ISIS merebut makam dan meledakkannya, memicu kemarahan masyarakat dunia.
Puing-puing situs Makam Nabi Yunus yang hancur setelah serangan oleh militan ISIS, di Mosul, Irak, 28 Januari 2017. REUTERS/Azad Lashkari
Warga lokal di Mosul masih ingat dengan ulama ISIS ini, yang mereka katakan sebagai salah satu pendukung kuat untuk menghancurkan warisan bersejarah Mosul.
Shifa al-Nima, yang dijuluki Abu Abd Al-Bari, diduga bekerja sebagai pengkhotbah di beberapa masjid di kota Mosul, menurut laporan Kurdistan24.
Akun Twitter resmi Security Media Cell, sebuah wadah informasi resmi militer Kurdi termasuk Pehsmerga Kurdi, merilis penangkapan Shifa al-Nima.
" ( ) ( )... pic.twitter.com/9Htt1HT73s
— (@SecMedCell) January 16, 2020
Security Media Cell Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim SWAT Komando Kepolisian Nineveh menangkap seorang pejabat syariah dan mufti ISIS bernama Abu Abd al-Bari di lingkungan Mansour setelah penyelidikan terus-menerus dan informasi yang akurat.
Mosul menjadi benteng ISIS ketika kelompok ini muncul di Irak pada pertengahan 2014 sebelum pasukan Irak, dengan dukungan dari Peshmerga Wilayah Kurdistan dan Koalisi pimpinan AS, merebutnya kembali pada Juli 2017.
Meskipun lebih dari dua tahun telah berlalu sejak Baghdad menyatakan kemenangan akhir atas ISIS, kelompok itu terus melakukan serangan di daerah-daerah yang pernah dikuasainya, memulai gelombang penculikan, pembunuhan, dan pemboman yang telah menimbulkan ketakutan akan teror baru ISIS.