TEMPO.CO, Jakarta - CEO perusahaan Kanada yang rekannya kehilangan keluarga dalam insiden Ukraine International Airlines, menyalahkan Donald Trump sebagai penyebab rudal Iran menembak jatuh pesawat.
Michael McCain, kepala eksekutif perusahaan makanan olahan Kanada Maple Leaf Foods, mengatakan salah satu koleganya kehilangan istri dan putranya yang berusia 11 tahun setelah pasukan Iran menembak jatuh jet Ukrainian Airlines pada Rabu, menewaskan semua 176 orang di dalamnya.
Dikutip dari CNN, 14 Januari 2020, McCain mengatakan pada Minggu malam dalam serangkaian tweet di akun Twitter perusahaannya, bahwa ia yakin tindakan Presiden Donald Trump di Timur Tengah adalah penyebab atas kematian mereka, menyebut aksi Trump sebagai kerusakan beruntun dari kebijakan politik luar negerinya.
Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara Teheran. Iran mengatakan bahwa mereka secara keliru menembak jatuh pesawat hanya beberapa jam setelah menembakkan rudal ke pangkalan militer Irak yang menampung tentara AS. Serangan terhadap pangkalan-pangkalan itu diluncurkan sebagai pembalasan atas serangan pesawat drone AS di bandara Baghdad, yang menewaskan komandan tinggi Iran Qassem Soleimani.
I’m Michael McCain, CEO of Maple Leaf Foods, and these are personal reflections. I am very angry, and time isn’t making me less angry. A MLF colleague of mine lost his wife and family this week to a needless, irresponsible series of events in Iran...
— Maple Leaf Foods (@MapleLeafFoods) January 13, 2020
Lima puluh tujuh orang Kanada terbunuh dalam kecelakaan itu. Para korban juga termasuk 82 warga Iran, 11 Ukraina, 10 Swedia, empat Afganistan, tiga Jerman dan tiga warga negara Inggris.
"Saya sangat marah," tulis McCain, menyebut insiden baru-baru ini di Iran adalah serangkaian peristiwa yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bertanggung jawab.
"Warga Kanada tidak perlu kehilangan nyawa dalam baku tembak, termasuk keluarga salah satu rekan MLF saya (istrinya + putra berusia 11 tahun)," tulisnya. "Kami sedang berduka dan saya marah."
Beberapa pengguna media sosial merespons dengan kata-kata dukungan, termasuk satu orang yang mengatakan tanggapan McCain menunjukkan seberapa besar dampak peristiwa ini terhadap orang Kanada dari semua lapisan masyarakat.
Namun, yang lain menanggapi dengan seruan untuk memboikot produk perusahaan.
"Praktik branding yang luar biasa," tulis seorang pengguna Twitter. "Saat ini mencari semua produk yang diproduksi oleh MLF dan tidak akan membeli satu pun mulai sekarang. Adalah sesuatu yang wajar mengekspresikan kepercayaan pribadi Anda pada halaman Anda sendiri, tetapi melakukannya dengan menggunakan akun Twitter perusahaan Anda lengkap dengan logo adalah bunuh diri korporat!"
Foto-foto korban terlihat dalam acara berkabung yang diadakan di gedung Legislatif Edmonton untuk mengenang para korban pesawat penumpang Ukraina yang jatuh di Iran, di Edmonton, Alberta, Kanada, Rabu, 8 Januari 2020. Di antara korban terdapat pasangan pengantin baru bersama 4 kerabatnya dan 24 warga Edmonton, warga Kanada keturunan Iran. REUTERS/Candace Elliott
Sementara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, tampak mengutarakan nada serupa saat wawancara dengan Global News TV pada Senin.
"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di wilayah itu, orang-orang Kanada itu sekarang akan pulang bersama keluarga mereka," kata Trudeau.
Trudeau mengatakan Kanada tidak menerima informasi apapun sebelum Amerika Serikat membunuh Soleimani.
"AS membuat keputusannya. Kami berusaha untuk bekerja sebagai komunitas internasional dalam masalah besar. Tetapi kadang-kadang negara mengambil tindakan tanpa memberitahu sekutu mereka," katanya.
Trudeau tidak secara khusus menyebutkan nama Trump dalam klip wawancara yang dirilis oleh Global News TV, meski ada perdebatan di antara kaum kiri Kanada bahwa perintah Trump membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani adalah penyebab utama pesawat tersebut ditembak jatuh Iran.