TEMPO.CO, Jakarta - Insiden jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines yang menewaskan puluhan profesor dan peneliti dari kampus-kampus di seluruh Kanada, menyebabkan kekosongan para akademisi di Kanada.
"Ini adalah kerugian yang tak terbilang," kata Neda Maghbouleh, seorang profesor sosiologi di University of Toronto yang mempelajari migrasi Iran melalui Amerika Serikat dan Kanada, dikutip dari laporan Reuters, 10 Januari 2020. Empat mahasiswa University of Toronto tewas dalam kecelakaan itu.
"Orang-orang yang hilang di pesawat benar-benar mewakili peneliti muda paling cerdas di seluruh dunia," kata Maghbouleh.
Banyak yang tewas adalah orang Iran-Kanada yang berkualifikasi tinggi, beberapa di antaranya telah belajar bersama di Universitas Sharif Teheran. Jumlah mahasiswa internasional Iran di Kanada lebih dari dua kali lipat antara 2016 dan 2018, menurut departemen imigrasi Kanada.
Banyak orang Iran mengejar studi pascasarjana di Kanada setelah kebijakan Amerika Serikat terhadap Iran mengeras pada tahun 2017.
Seorang korban kecelakaan pesawat Ukraina International Airlines PS 752 di Iran, Dr. Parisa Eghbalian (kiri) berfoto bersama suaminya Dr. Hamed Esmaeilion di tempat praktik kedokteran gigi mereka di Aurora, Ontario, Kanada. Eghbalian meninggal dalam kecelakaan itu bersama putrinya Reera Esmaeilion (9 tahun). Suaminya, Dr. Esmaeilion sekarang dalam perjalanan ke Teheran. Aurora E&E Kedokteran Gigi/REUTERS
Pesawat Ukraine Airlines, yang menuju ke Toronto melalui Kiev, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran pada hari Rabu, menewaskan 176 orang di dalamnya. Pemerintah AS yakin Iran secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat itu, kata para pejabat AS pada Kamis.
Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan 138 penumpang dari 176 penumpang yang berada dalam penerbangan tersebut akan melakukan perjalanan ke Kanada, 63 di antaranya adalah warga negara Kanada.
University of Alberta Edmonton kehilangan orang dari 10 fakultas, mahasiswa pascasarjana dan alumni, kata rektor kampus tersebut. Korban lain berasal dari universitas di Quebec, Ontario, Nova Scotia dan British Columbia.
Kanada telah menjadi tujuan utama bagi mahasiswa sarjana teknik top Iran, sebagian karena menawarkan jalan menuju kewarganegaraan bagi mahasiswa internasional, kata profesor teknik Concordia University Ali Dolatabadi. Dia adalah pengawas lulusan untuk salah satu korban, Siavash Ghafouri Azar.
"Saya adalah direktur program pascasarjana di departemen kami selama tujuh tahun dan saya dapat dengan mudah mengatakan sekitar setengah dari mahasiswa pascasarjana kami berasal dari Iran," kata Dolatabadi dari Montreal.
Foto-foto mahasiswa yang menjadi korban pesawat jet penumpang Ukraina International Airlines yang jatuh di Iran terlihat dalam acara berkabung di perumahan mahasiswa Universitas Toronto di Toronto, Ontario, Kanada, Rabu, 8 Januari 2020. REUTERS/Chris Helgren
Di antara yang tewas adalah mentor dan pemimpin di bidang mereka, kata pengurus administrasi kampus dan mahasiswa. Profesor University of Alberta Mojgan Daneshmand adalah Ketua Riset Kanada dalam sistem frekuensi radio. Yang lainnya adalah peneliti pada kendaraan listrik hibrida, teknik mesin dan komputer, dan studi ilmu budaya pribumi.
Pengantin baru, Arash Pourzarabi, 26 tahun, dan Pouneh Gorji, 25 tahun, adalah mahasiswa pascasarjana dalam ilmu komputer di University of Alberta, dan telah pergi ke Iran untuk pernikahan mereka.
Pourzarabi adalah peraih medali perak di Olimpiade Nasional Informatika dan keduanya telah lulus sarjana dalam program teknik bergengsi Universitas Sharif.
"Ada rasa sedih yang luar biasa di kampus-kampus tepat di seberang negeri dari pantai ke pantai. Akan ada kursi kosong (dalam bidang akademis)," kata Paul Davidson, ketua Universities Canada, sebuah asosiasi yang mewakili 95 universitas Kanada.